Follow Us

Setelah Inggris, Kini Jerman Kirim Kapal Perang Menuju Laut China Selatan, Perang Dunia Barat Lawan Tiongkok Semakin di Ujung Mata?

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 03 Agustus 2021 | 18:31
(ilustrasi) Setelah Inggris, Kini Jerman Kirim Kapal Perang Menuju Laut China Selatan, Perang Dunia Barat Lawan Tiongkok Semakin di Ujung Mata?
tangkap layar Global Times

(ilustrasi) Setelah Inggris, Kini Jerman Kirim Kapal Perang Menuju Laut China Selatan, Perang Dunia Barat Lawan Tiongkok Semakin di Ujung Mata?

Sosok.ID - Jerman kejutkan dunia internasional saat mengirim kapal perang ke Laut China Selatan.

Kebijakan militer ini disebut cukup mengejutkan lantaran untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.

Diketahui, militer Jerman sudah hampir 20 tahun tidak memerintahkan prajuritnya untuk terjun ke kawasan Asia.

Namun pada Senin (2/8/2021), kabar mengejutkan diungkapkan oleh pihak berwenang Jerman soal kapal perang mereka yang diberi tugas baru.

Baca Juga: HMS Queen Elizabeth Obok-obok Laut China Selatan, PLA Janji Tendang Inggris

Ini artinya, Jerman bergabung dengan negara-negara Barat lainnya dalam memperluas kehadiran militernya di kawasan itu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ambisi teritorial China.

Reuters memberitakan, China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan di perairan yang mengandung ladang gas dan penangkapan ikan yang kaya.

Angkatan Laut AS, dalam unjuk kekuatan melawan klaim teritorial China, secara teratur melakukan apa yang mereka sebut operasi "kebebasan navigasi" di mana kapal mereka melewati beberapa pulau yang diperebutkan.

China pada gilirannya menolak misi AS, dengan mengatakan mereka tidak membantu mempromosikan perdamaian atau stabilitas.

Baca Juga: Serius Ingin Menang, China Genjot Infrastuktur untuk Kendalikan Laut China Selatan Saat Perang: Ini Benar-benar Risiko!

Washington memang telah memfokuskan penentangan terhadap aksi China dalam kebijakan keamanan nasionalnya.

AS bahkan berusaha untuk menggalang mitra dengan negara-negara lain yang bertujuan untuk melawan apa yang dikatakannya sebagai kebijakan ekonomi dan luar negeri Beijing yang semakin memaksa.

Para pejabat di Berlin mengatakan angkatan laut Jerman akan tetap berpegang pada rute perdagangan umum.

Baca Juga: PDKT dengan Vietnam untuk Pecundangi China atas Konflik Laut China Selatan, AS Sudi Cari Pasukan yang Hilang dalam Perang hingga Kendala HAM

Fregat itu juga tidak diharapkan untuk berlayar melalui Selat Taiwan, seperti aktivitas reguler yang dilakukan AS yang dikutuk oleh Beijing.

Namun demikian, Berlin telah memperjelas misi tersebut untuk menekankan fakta bahwa Jerman tidak menerima klaim teritorial China.

Saat ini, Jerman berada di persimpangan antara misi keamanan dan kepentingan ekonominya karena China telah menjadi mitra dagang terpenting Berlin.

Ekspor Jerman ke China telah membantu mengurangi dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi terbesar di Eropa itu.

Baca Juga: Nelayan Temukan Bukti Alat Eksplorasi Minyak di Laut China Selatan, Presiden Filipina Justru Bantah Mentah-mentah Klaim Warganya

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer melakukan kunjungan ke pelabuhan Wilhelmshaven untuk melihat kapal perang fregat Bayern dalam perjalanan tujuh bulan yang akan membawanya ke Australia, Jepang, Korea Selatan dan Vietnam.

Kapal itu diperkirakan akan melintasi Laut China Selatan pada pertengahan Desember, dan menjadikannya sebagai kapal perang Jerman pertama yang melewati wilayah itu sejak 2002.

Baca Juga: Musuh Makin Beijbun, Inggris Bersatu dengan Jepang dan AS Demi Pecundangi China atas Konflik di Laut Asia

"Kami ingin hukum yang ada dihormati, rute laut dapat dilayari secara bebas, masyarakat terbuka dilindungi dan perdagangan mengikuti aturan yang adil," kata Kramp-Karrenbauer seperti yang dikutip Reuters.

Negara-negara termasuk Inggris, Prancis, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, juga telah memperluas aktivitas mereka di Pasifik untuk melawan pengaruh China.

(*)

Source : Reuters, Kontan.co.id

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest