Follow Us

Ribut Besar, Beijing Klaim Australia dan AS Ingin Ledakkan Perang Segera!

Rifka Amalia - Jumat, 16 Juli 2021 | 19:36
Ilustrasi kapal perang di lautan lepas
Dispen Kolinlamil

Ilustrasi kapal perang di lautan lepas

Sosok.ID - Sebuah kapal China yang berlayar di perairan internasional, bukan di perairan teritorial Australia, menyentuh saraf di Australia.

Politisi dan media Australia membuat keributan tentang "pengawasan" China pada latihan perang Talisman Sabre, latihan dua arah terbesar antara pasukan Australia dan AS, oleh kapal China Tianwangxing.

Dikutip dari Global Times, Jumat (16/7/2021), Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintah Australia "sangat waspada" terhadap kehadiran kapal China.

Anggota parlemen dari Partai Liberal Dave Sharma, mantan diplomat senior, mengatakan kehadiran kapal China itu "menurut saya tidak sebagai tindakan negara yang bersahabat."

Baca Juga: Ditertawakan China, Militer Jepang Gali Kuburan Sendiri dalam Perang, Kekuatannya Tak Sebanding dengan AS dan PLA

Yang paling konyol, ujar China, Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce berimajinasi liar dan membuat isu tentang kapal China yang menuduh China meretas Australia dalam semua aspek termasuk bijih besi, gas, ekspor pertanian vital, aliansi, dan seberapa dekat platform negara itu dengan AS.

China menilai bukan hal yang aneh jika kapal asing melintasi perairan internasional di dekat Australia.

Beijing menyoroti, Rusia memiliki kapal di lepas pantai Australia selama KTT G20 di Brisbane. Kapal-kapal China juga muncul di perairan internasional di lepas pantai Queensland selama latihan Talisman Sabre pada 2017 dan 2019.

Baca Juga: Tiongkok Makin Nekat, Indonesia Harus Waspada Gegara Program Militer Rahasia Beijing Pernah Jangkau Dekat Sulawesi yang Berbatasan Dengan Laut China Selatan

Menteri luar negeri Australia saat itu Julie Bishop mengatakan pada 2017 Australia tidak menganggap kehadiran kapal China sebagai "sinyal" provokatif oleh China.

Mengapa kini dipermasalahkan?

China menyebut, hal itu karena Australia secara membabi buta mengikuti AS dalam kampanye anti-China.

Source : Global Times

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest