Follow Us

Sengit, PLA Kejar Kapal Perang AS pada Peringatan Arbitrase Laut China Selatan, Beijing Yakin Joe Biden Inginkan Baku Hantam

Rifka Amalia - Selasa, 13 Juli 2021 | 21:00
(Ilustrasi) Kapal China di Laut China Selatan.
China Military

(Ilustrasi) Kapal China di Laut China Selatan.

Sosok.ID - Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengusir kapal perang Amerika Serikat (AS) dari Xisha pada peringatan 5 tahun 'penguasaan' Laut China Selatan.

Pada hari Senin, (12/7/2021), yang menandai ulang tahun kelima dari apa yang disebut arbitrase Laut China Selatan, AS mengalami pukulan langsung ketika mencoba membuat provokasi di Laut China Selatan,

Dikutip dari Global Times, China menyebut sikap AS sepenuhnya sebagai “perusak stabilitas regional.”

Tanpa izin dari pemerintah China, kapal perusak rudal berpemandu AS USS Benfold secara ilegal masuk tanpa izin ke perairan teritorial yang diklaim China di Xisha pada hari Senin.

Baca Juga: PLA China Genjot Tentaranya di Pegunungan Demi Menang Perang, Senjata hingga Taktik Mati-matian 'Dibakar'

Kolonel Senior Tian Junli, juru bicara komando, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari yang sama bahwa Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengorganisir pasukan laut dan udara untuk melacak,memantaunya dan mengusirnya

Global Times menyebut Kepulauan Xisha adalah wilayah yang melekat pada China.

Langkah militer AS secara serius dinilai melanggar kedaulatan dan keamanan China, merusak perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, dan melanggar hukum internasional dan norma-norma hubungan internasional.

Tian menambahkan, ini menandai lebih banyak hal yang tak terbantahkan. Bukti militerisasi AS di kawasan dengan hegemoni navigasi.

Baca Juga: Mimpi Buruk Nelayan Filipina Setelah Milisi Beijing Tabrak Kapal di ZEE Laut China Selatan, Sosok Randy Megu: Saya Sangat Takut..

Zhang Junshe, seorang peneliti senior di PLA Naval Military Studies Research Institute, mengatakan kepada Global Times pada hari Senin bahwa langkah AS menunjukkan bahwa pihaknya terus melakukan provokasi atas nama "kebebasan navigasi".

Dengan putusan arbitrase yang ilegal dan tidak sah, tetapi China menunjukkan tekad dan kemampuan yang kuat – bahkan lebih dari lima tahun yang lalu – dalam menjaga kedaulatan dan keamanannya.

Source : Global Times

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest