Follow Us

Petani Akhiri Hidup Usai sang Anak Banting Ponsel Pemberiannya, Butuh Smartphone untuk Kelas Online Tapi Tak Punya Uang

Rifka Amalia - Minggu, 05 Juli 2020 | 18:00
Ilustrasi bunuh diri- Handphone yang Dibelikannya Tak Sesuai Keinginan Sang Putri, Petani 50 Tahun Ini Nekat Bunuh Diri
Unsplash

Ilustrasi bunuh diri- Handphone yang Dibelikannya Tak Sesuai Keinginan Sang Putri, Petani 50 Tahun Ini Nekat Bunuh Diri

Sosok.ID - Pandemi virus corona telah menyebabkan instansi pendidikan beralih ke pembelajaran online.

Sayangnya, tidak semua anak didik mampu menyanggupi hal tersebut.

Faktor-faktor penghambat ini bisa disebabkan karena daerah yang terpencil dan susah sinyal, atau karena kemiskinan.

Tidak dipungkiri, melakukan pembelajaran jarak jauh dengan sambungan video membutuhkan dana yang lebih jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka.

Baca Juga: Peduli Amat Tak Efektif Cegah Virus Corona yang Penting Bisa Pamer Harta, Pria Tajir Ini Nekat Jalan-jalan Pakai Masker Emas 24 Karat Seharga Rp 58 Juta

Mulai dari dibutuhkannya smartphone yang memadai, hingga menghabiskan uang untuk membeli paketan internet.

Ketidakmampuan memenuhi hal-hal tersebut bahkan telah menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya.

Melansir Somagnews.com, sebuah insiden memilukan terjadi di India.

Dilaporkan seorang petani berusia 50 tahun, memilih untuk mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup memenuhi permintaan putrinya.

Baca Juga: Meski 80-100 Persen Mampu Bunuh Virus, Kalung Antivirus Corona Buatan Kementrian Pertanian Dicibir Ilmuwan Tanah Air: Adanya Kalung Tak Berpengaruh!

Sang anak, yang naik ke kelas 10, meminta dibelikan smartphone untuk menghadiri kelas online.

Tetapi ayahnya hanya mampu membelikan smarthphone standar karena tidak punya uang.

Petani malang itu diketahui tinggal di sebuah desa di negara bagian Tripura, India.

Petani yang namanya tak diungkapkan ini mengalami kesulitan keuangan.

Ketika gadisnya meminta smarthphone untuk ikut pembelajaran, ia membelikan ponsel biasa karena uangnya hanya cukup untuk itu.

Baca Juga: Patahkan Tudingan Terhadap Eropa, Peneliti Harvard Sebut Kemungkinan Virus Corona yang Kembali Mewabah di Beijing Berasal dari Asia Tenggara

Ponsel itu tidak dapat digunakan untuk menghadiri kelas online. Sang anak yang tidak puas dengan pemberian ayahnya lantas merusak telepon seluler itu.

Ia mendebat ayahnya tentang kesalahan pembelian yang dilakukannya.

Setelah kejadian, petani itu masuk ke kamarnya. Namun sepertinya, saat itu sang ayah sudah tidak mampu mencerna situasi yang dihadapinya, sehingga memutuskan untuk bunuh diri.

Dalam pernyataan yang dibuat oleh polisi India, dinyatakan bahwa insiden itu terjadi pada hari Rabu dan tubuh petani yang tak bernyawa itu diserahkan kepada keluarga setelah otopsi.

Baca Juga: Rhoma Irama Manggung Cuma Nambah Masalah, Ridwan Kamil Sampai Geram: Kalau Begini yang Repot Siapa?

Gadis 14 tahun di India bunuh diri

Ilustrasi - Gadis 14 tahun nekat bunuh diri karena stres tak bisa ikuti kelas online gegara orang tua tak sanggup belikan kuota.
Pixabay

Ilustrasi - Gadis 14 tahun nekat bunuh diri karena stres tak bisa ikuti kelas online gegara orang tua tak sanggup belikan kuota.

Tercekik situasi pandemi juga membuat gadis usia 14 tahun di India bunuh diri.

Gadis muda itu memilih mengakhiri hidupnya karena tidak dapat mengakses internet untuk melakukan kelas online.

Dikutip Sosok.ID dari The Sun, gadis itu bernama Devika Balakrishnan, yang ditemukan telah terbujur kaku di Valancherry di Kerala, India, dekat rumahnya.

Di samping jasadnya, terdapat botol kosong berisi racun.

Baca Juga: Gegara Puas Lihat Negaranya Tangani Virus Corona, Kim Jong Un Justru Marahi Pejabatnya, Kok Bisa? Ini Penyebabnya!

Diduga kuat, Devika khawatir bakal ketinggalan pelajaran di masa lockdown karena virus corona.

Orang tuanya terlalu miskin untuk membeli kuota internet. Sang ayah pun menceritakan, kelas online telah membuat putrinya tertekan.

"Dia telah memberi tahu kami untuk memperbaiki televisi (agar dia bisa) menghadiri kelas online.

"Tapi kami tidak punya uang untuk memperbaiki televisi dan kami tidak punya smartphone," ujarnya.

Baca Juga: Muridnya Ada yang Tak Punya TV Maupun Ponsel, Seorang Guru di Sumenep Rela Datangi Rumah Siswanya Satu Persatu Untuk Mengajar: Saya Belum Jadi Guru yang Baik

Kematian Devika telah memunculkan reaksi protes di Kerala.

Demonstran menyoroti kebijakan di masa lockdown tidak memberi kesempatan pada rakyat kecil untuk mampu mengikutinya, salah satunya dengan digelarnya kelas online.

Mereka merasa ada ketidaksetaraan yang terjadi akibat dari pandemi.

"Tindakan pemerintah telah membuat pada siswa miskin kesulitan dan tertekan," ungkap Kepala Serikat Pelajar Kerala, Abijith.

Baca Juga: Luhut Kaget Bank Dunia Umumkan Ekonomi Indonesia Menguat, Sri Mulyani Sempat Singgung Butuh Waktu 23 Tahun, Apa Untungnya Naik Status?

Sementara Menteri Pendidikan India Profesor Raveendranath (64) mengungkapkan akan melakukan penyelidikan.

"Kami telah melakukan survei tentang fasilitias di rumah siswa dan memperkenalkan ruang kelas untuk siswa miskin yang tidak memiliki televisi atau smartphone.

"Kami telah meluncurkan kelas online berdasarkan percobaan dan akan menyiarkan ulang semua kelas lagi dan lagi.

"Tapi sangat disayangkan gadis itu bunuh diri," ujarnya. (*)

Source : The Sun, Somagnews.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest