Sosok.ID - Timor Leste belakangan kembali menjadi sorotan.
Hal itu dikarenakan adanya ancaman krisis ekonomi yang diperkirakan akan melanda Timor Leste dalam beberapa tahun mendatang.
Sebab, cadangan minyak dan gas yang menjadi satu-satunya sumber pendapatan andalan Timor Leste diperkirakan akan habis beberapa tahun lagi.
Kendati demikian, Timor Leste dapat sedikit bernapas lega.
Sebab, harta karun yang bisa menjadi sumber penghasilan bagi negara bekas jajahan Portugal ini berhasil ditemukan.
Dilansir dari energyvoice.com via GridHot.ID pada Sabtu (6/11/2021), harta karun yang dimaksud adalah sumur eksplorasi Buffalo-10.
Diperkirakan, Timor Leste bisa mengantongi lebih dari 600 juta USD bila pengeboran sumur Buffalo-10 pada akhir Oktober berhasil.
Rig pengeboran jack-up untuk penyelidikan di ladang Buffalo yang bersejarah itu pun telah dilakukan di lepas pantai Timor Leste.
Hal itu diungkap oleh pihak operator, Carnarvon Petroleum Australia, serta mitra Inggris, Advance Energy.
Rig pengeboran telah dipilih untuk sumur eksplorasi Buffalo-10 dan kontak formal saat ini sedang diselesaikan.
Carnarvon and Advance mengatakan sejauh ini prosesnya berjalan baik.
Karena itu, pengeboran akan dimulai pada akhir Oktober dan hasil penyelidikan bisa didapat pada awal Desember.
Carnarvon and Advance berharap bisa mengembangkan lebih dari 30 juta barel minyak yang tampaknya telah ditinggalkan oleh operator sebelumnya.
Termasuk di antaranya BHP dan Nexen Petroleum, di lepas pantai Timor Leste.
Sejak ditemukan pada 1996 hingga 2004, BHP berhasil menghasilkan 20,5 juta barel minyak ringan dari Buffalo.
BHP mengoperasikan lapangan tersebut selama dua tahun sebelum menjualnya kepada Nexen.
Namun, kedua operator tersebut tak berhasil membuka kunci minyak yang ada di puncak geologis lapangan.
Lokasi tersebut juga dikenal sebagai loteng.
Sumur eksplorasi Buffalo-10 akan menguji keberadaan akumulasi minyak loteng yang memiliki potensi signifikan.
Kepala Eksekutif Advance, Leslie Peterkin memiliki alasan sendiri mengapa pihaknya berani bertaruh pada Buffalo.
Meskipun beberapa pengamat industri skeptis bahwa operator sebelumnya dapat melewatkan volume minyak yang besar itu.
Bila pengeboran berhasil, Timor Leste bisa mengantongi 450 juta USD (Rp6,4 triliun) selama proyek lima tahun dari temuan sekitar 30 juta barel minyak.
Analsis tersebut diungkap oleh Peter Stachan yang merupakan seorang analis energi independen yang berbasis di Perth.
Adapun, perkiraan tersebut didasarkan pada harga minyak 75 USD per barel.
Ditambah biaya pengembangan yang dipatok sebesar 450 juta USD serta biaya operasi sebesar 1.050 juta USD.
Timor Leste bisa mendapat lebih banyak bila biaya pembangunan kurang dari 450 juta USD (15 USD/barel).
“Keuntungan bagi pemerintah bisa melihatnya mengantongi 610 juta Dollar AS selama masa proyek lima tahun,” kata Strachan kepada Energy Voice.
Kepala eksekutif Carnarvon Adrian Cook mengatakan bahwa “ladang Buffalo memberikan peluang bagus untuk dengan cepat memberikan pengembangan minyak berbiaya rendah.
"Ini akan siap memanfaatkan pasar minyak yang menguat dan memperkirakan kekurangan pasokan," tutupnya.
(*)