Sosok.ID - Aktivitas militer di Laut China Selatan baru-baru ini meningkat tajam semenjak Tiongkok kirim pasukan nelayan milisi di kawasan sengketa.
Terhitung ada beberapa negara ASEAN yang mengirimkan armada lautnya ke perbatasan Laut China Selatan.
Filipina dan Vietnam dikabarkan lebih dulu berang dengan tindakan China kirim milisi nelayannya di kawasan sengketa.
Bahkan dibelakagn Filipina, Amerika Serikat (AS) siap membantu sekutunya tersebut bila perang pecah di Laut China Selatan.
Sejalan dengan Filipina, Vietnam pun mengaku marah besar dengan tindakan China di kawasan perbatasan.
Melansir dari News.com.au, Selasa (13/4/2021) Vietnam tidak tinggal diam mengenai masalah Laut China Selatan dengan mengirim salah satu kapal perangnya untuk melakukan "latihan tempur".
Kapal perang jenis fregat anti-kapal selam modern Quang Trung dan helikopter on-boardnya dikerahkan ke wilayah Laut China Selatan.
Lalu bagaimana dengan Indonesia yang juga bermasalah dengan China lantaran sebagian wilayah Natuna Utara diklaim oleh Xi Jinping?
Ternyata Indonesia lebih siaga dibanding dua negara tetangganya.
Diketahui diam-diam Indonesia mengirim lebih banyak armada di perbatasan paling utara Nusantara.
Hal itu menindaklanjuti kegiatan China yang semakin masih termasuk klaim atas pulau Spartly dan Paracel.
Selain itu China juga diketahui diam-diam kirimkan ilmuwannya untuk keruk mineral di pedalaman samudra kawasan Natuna Utara.
Baru-baru ini TNI AL menambah deretan armada lautnya.
Diketahui dua kapal perang, KAL Pandang I-1-72 dan KAL Sarudik I-2-18 menjadi armada tambahan TNI AL untuk menjaga keamanan dan menegakkan hukum di laut.
"Kedua kapal tersebut siap menjaga keamanan dan melaksanakan penegakan hukum di laut, sebagai perwujudan dari tugas prajurit TNI AL yang profesional, modern, dan tangguh,” ujar Laksamana TNI Yudo Margono, didampingi Ketua Umum Jalasenastri Vero Yudo Margono saat meresmikan shipnaming (penamaan) dan peluncuran kedua kapal itu di Halte Slipway PT Palindo Marine, Batam, dikutip dari siaran persnya, Senin (5/4/2021).
Sedangkan armada laut yang dikirimkan TNI AL di pangkalan militer Natuna Utara juga bertambah.
Kapal selam TNI AL KRI Ardadedali (404) belum lama ini tiba di Pangkalan TNI AL Ranai di Natuna, Kepulauan Riau.
Kapal selam ini adalah bagian dari kelas Chang Bogo yang ditingkatkan juga dikenal sebagai kelas Nagapasa.
Selain itu ada juga KRI Alugoro (405) yang diketahui telah terlihat beroperasi di Laut Natuna Utara.
KRI Alugoro-405 kali ini menjadi simbol kesungguhan dan kesiapan TNI sebagai garda terdepan dan benteng terakhir nusantara untuk menegakkan kedaulatan negara di laut.
“Kesiapan fasilitas labuh di Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan ini, akan menambah operational reach atau jangkauan operasi kekuatan laut kita hingga ke Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia,” kata Panglima.
“Semoga kehadiran KRI Alugoro-405 akan menjadi senjata pamungkas kita di laut untuk menghadapi berbagai tantangan terhadap kedaulatan negara,” tutupnya.
Kapal-kapal perang TNI AL ini diam-diam melakukan kegiatan termasuk latihan bersama dengan berbagai pihak di kawasan perbatasan Laut Natuna Utara.
Dilansir dari laman resmi TNIAL, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K., S.E., M.M. menegaskan bahwa Koarmada I sebagai salah satu komando utama operasional yang mengemban fungsi TNI Angkatan Laut di bidang pertahanan laut.
“Latihan bersifat interoperabilty antar satuan sehingga dibutuhkan kerjasama taktis unsur latihan, yang meliputi komando, pengendalian dan komunikasi, serta pelaksanaan latihan mengutamakan prosedur secara cermat dan benar guna terwujudnya zero accident,” ujar Pangkoarmada I.
(*)