Sosok.ID - China dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal induk ke perairan di Laut China Timur dan Selatan yang diperdebatkan.
Ini seperti kontes maritim terbaru antara rival strategis, di saat ketegangan di wilayah tersebut terus meningkat.
Melansir dari South China Morning Post, para analis mengatakan kehadiran angkatan laut mereka di Indo-Pasifik pada saat yang sama menyoroti risiko konflik militer antara kedua negara.
Beijing menegaskan klaim maritimnya di kawasan itu secara lebih agresif dan Washington memfokuskan strategi pertahanannya untuk melawan China.
Pengiriman kapal perang ini terjadi di tengah perselisihan yang semakin dalam antara Beijing dan Manila atas kehadiran kapal-kapal China - yang menurut Filipina adalah milisi maritim, tetapi China mengklaimnya sebagai kapal penangkap ikan - di Whitsun Reef di Laut China Selatan.
Kementerian luar negeri Filipina pada Senin (5/4/2021) mengatakan klaim China bahwa kapal-kapal itu berlindung dari cuaca buruk adalah "kebohongan yang terang-terangan" dan "jelas-jelas (sebuah) narasi palsu dari klaim China yang ekspansif dan tidak sah di Laut Filipina Barat".
Manila juga menolak pernyataan Beijing bahwa terumbu karang di Kepulauan Spratly yang disengketakan adalah tempat penangkapan ikan tradisional Tiongkok.
Mereka sekali lagi menuntut agar kapal China segera meninggalkan daerah itu, di zona ekonomi eksklusifnya.
"Untuk setiap hari penundaan, Republik Filipina akan mengajukan protes diplomatik," kata pernyataan itu.
AS, Jepang, dan Indonesia juga meningkatkan tekanan terhadap China atas perselisihan tersebut pekan lalu.