Sosok.ID- Penyebaran virus corona di seluruh dunia membuat banyak warga waspada dan melindungi dirinya agar tak terjangkiti.
Tetapi sementara virus corona telah menyebar ke semua benua kecuali Antartika, banyak orang di media sosial telah memperhatikan bahwa belum ada satu pun pengumuman kasus yang menimpa orang kulit hitam.
Pernyataan itu benar hingga Rabu malam turun pemberitaan bahwa Rudy Gobert, pemain bola basket profesional kulit hitam ini didiagnosis positif virus corona sebagaimana dilansir News One, Rabu (11/3/2020).
Sebelumnya, orang-orang kulit hitam meyakini bahwa mereka kebal virus corona.
Here’s Rudy Gobert the other night making light of the #Coronavirus the other night. He tested positive for it tonight. //t.co/lUyXYCFI25
Beberapa dari mereka juga mengemukakan alasan yang tidak masuk akal di balik argumen bahwa mereka kebal terhadap virus corona karena kulit dan darah Afrika mereka.
Namun, satu-satunya pemberitaan berbasis ras tentang virus corona adalah tentang bagaimana orang-orang (di Amerika) membenci orang Asia karena dianggap jadi biang keladi munculnya virus itu.
Baca Juga: Bukan Berstatus Anak Kandung, Betrand Peto Blak-blakan Ogah Sarwendah Hamil Lagi, Ini Alasannya!
Virus corona sendiri sejak pertama kali dilaporkan keluar dari kota Wuhan sekarang telah menginfeksi 128.000 ribu orang dan menyebabkan 4.720 kematian di seluruh dunia.
Di AS, jumlah yang terinfeksi lebih dari 800 dan jumlah kematian setidaknya 27, menurut New York Times.
Awalnya, dari semua kasus positif corona yang ada, sangat sulit diabaikan bahwa belum ada satu kasus yang dilaporkan secara spesifik menunjukkan bahwa orang kulit hitam terinfeksi oleh atau meninggal karena komplikasi yang diakibatkan oleh penularan virus corona.
Hal itu lalu membuka klaim ngawur bahwa orang kulit hitam kebal terhadap virus corona.
Meski begitu, berkali-kali klaim itu terlontar dan sudah berkali-kali pula dibantah karea tidak memiliki dasar ilmiah.
Sekarang diketahui bahwa virus coeona telah menyebar di 10 negara Afrika dan telah menginfeksi sekitar 100 orang di benua itu.
Kematian pertamanya adalah di Mesir, di mana CNN melaporkan lebih dari setengah kasus berada di Afrika.
Seakan membantah klaim orang hitam kebal corona, Jen Caudle, seorang dokter keluarga Afrika-Amerika dan seorang profesor di Universitas Rowan di New Jersey, mengkonfirmasi kepada Philadelphia Inquirer bahwa ya, orang kulit hitam memang dapat terkena virus corona.
“Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa orang kulit hitam kebal corona. Ini hanya mitos," katanya.
"Siapa pun bisa terkena virus corona."
Meski begitu, ada beberapa faktor spesifik yang membuat beberapa orang hitam tertentu lebih rentan terhadap virus ini.
Mereka termasuk populasi tunawisma Amerika.
Menjadi tunawisma meningkatkan risiko 2 kali lipat untuk tertular virus corona.
"Mereka memiliki risiko ganda," kata Chunhuei Chi, direktur Pusat Kesehatan Global di Oregon State University di Corvallis.
Demikian pula, New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa tinggal di komunitas miskin dan perkotaan dapat memperumit jenis risiko kesehatan yang ada yang dapat diperburuk oleh coronavirus terlepas dari suku bangsa dan ras.
"Wabah dapat menghancurkan komunitas kulit hitam dan Latin berpenghasilan rendah yang, bahkan di saat terbaik sekalipun, menghadapi tantangan medis yang serius," tulis Times.
Dan jika berita bahwa Gobert - yang ayahnya berkulit hitam dan ibu berkulit putih - tidak cukup bukti, sudah sangat jelas bahwa coronavirus tidak mendiskriminasi korbannya berdasarkan ras.
Itu artinya, orang kulit hitam juga bisa terkena virus corona, sama seperti orang lain. (Muflika Nur Fuaddah)
Artikel ini pernah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Kulit dan Darah Keturunan Afrika Dianggap Jadi Kunci Kenapa Orang-orang Kulit Hitam Ini Bangga Lantaran 'Kebal' Terhadap Virus Corona, Benarkah Demikian?"