Meski begitu, ada beberapa faktor spesifik yang membuat beberapa orang hitam tertentu lebih rentan terhadap virus ini.
Mereka termasuk populasi tunawisma Amerika.
Menjadi tunawisma meningkatkan risiko 2 kali lipat untuk tertular virus corona.
"Mereka memiliki risiko ganda," kata Chunhuei Chi, direktur Pusat Kesehatan Global di Oregon State University di Corvallis.
Demikian pula, New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa tinggal di komunitas miskin dan perkotaan dapat memperumit jenis risiko kesehatan yang ada yang dapat diperburuk oleh coronavirus terlepas dari suku bangsa dan ras.
"Wabah dapat menghancurkan komunitas kulit hitam dan Latin berpenghasilan rendah yang, bahkan di saat terbaik sekalipun, menghadapi tantangan medis yang serius," tulis Times.
Dan jika berita bahwa Gobert - yang ayahnya berkulit hitam dan ibu berkulit putih - tidak cukup bukti, sudah sangat jelas bahwa coronavirus tidak mendiskriminasi korbannya berdasarkan ras.
Itu artinya, orang kulit hitam juga bisa terkena virus corona, sama seperti orang lain. (Muflika Nur Fuaddah)
Artikel ini pernah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Kulit dan Darah Keturunan Afrika Dianggap Jadi Kunci Kenapa Orang-orang Kulit Hitam Ini Bangga Lantaran 'Kebal' Terhadap Virus Corona, Benarkah Demikian?"