Di AS, jumlah yang terinfeksi lebih dari 800 dan jumlah kematian setidaknya 27, menurut New York Times.
Awalnya, dari semua kasus positif corona yang ada, sangat sulit diabaikan bahwa belum ada satu kasus yang dilaporkan secara spesifik menunjukkan bahwa orang kulit hitam terinfeksi oleh atau meninggal karena komplikasi yang diakibatkan oleh penularan virus corona.
Hal itu lalu membuka klaim ngawur bahwa orang kulit hitam kebal terhadap virus corona.
Meski begitu, berkali-kali klaim itu terlontar dan sudah berkali-kali pula dibantah karea tidak memiliki dasar ilmiah.
Sekarang diketahui bahwa virus coeona telah menyebar di 10 negara Afrika dan telah menginfeksi sekitar 100 orang di benua itu.
Kematian pertamanya adalah di Mesir, di mana CNN melaporkan lebih dari setengah kasus berada di Afrika.
Seakan membantah klaim orang hitam kebal corona, Jen Caudle, seorang dokter keluarga Afrika-Amerika dan seorang profesor di Universitas Rowan di New Jersey, mengkonfirmasi kepada Philadelphia Inquirer bahwa ya, orang kulit hitam memang dapat terkena virus corona.
“Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa orang kulit hitam kebal corona. Ini hanya mitos," katanya.
"Siapa pun bisa terkena virus corona."