Sosok.ID - Sampai hari Senin (7/3/2022), gempura militer Rusia ke wilayah Ukraina masih belum berakhir.
Padahal serangan militer Rusia ke Ukraina tersebut sudah dimulai sejak 24 Februari, bulan lalu.
Tak sedikit pengamat militer mengungkapkan serangan Rusia kali ini dianggap bergerak lambat.
Bahkan hanya untuk merebut Ukraina yang memiliki kekuatan militer di bawahnya, Rusia tak mampu bergerak cepat.
Tindakan militer Rusia ini disebut seperti pada 'strategi perang Irak' pada 1991 silam.
Penilaian tersebut dibeberkan oleh Amit Gupta dalam artikel berjudul 'Russia’s ‘Iraq Strategy’: Why Putin Is Moving Slow To Seize Ukraine When Zelensky Goes Ballistic With Information War' yang tayang di The EurAsian Times, Minggu (6/3/2022).
Dalam catatan sejarah, tiga hari usai Perang Teluk pertama pecah pada tahun 1991, salah satu media Amerika memuat tajuk utama "Perang Teluk Berlanjut".
Hal itu diharapkan agar negara adidaya seperti Amerika Serikat bisa cepat untuk mengalahkan kekuatan negara kecil seperti Irak, dalam beberapa jam.
Saat itu, Colin Powell, Ketua Kepala Staf Gabungan menyampaikan di konferensi pers mengenai rincian jalannya Perang Teluk kala itu.
Termasuk mengenai mengapa Amerika Serikat bergerak lambat dan metodis kala menggempur Irak.