Sosok.ID - Para pemimpin separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur mengumumkan mobilisasi militer penuh pada Sabtu, (19/2/2022).
Hal ini terjadi sehari setelah mereka memerintahkan perempuan dan anak-anak untuk mengungsi ke Rusia selatan.
Ukraina saat ini diketahui sedang berada dalam situasi ancaman konflik.
Invasi militer Rusia diduga akan segera tiba di negara itu, membuat negara-negara Barat menyerukan agar warganya angkat kaki sesegera mungkin dari Ukraina.
Baca Juga: Mendadak Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina Mencapai 170 Ribu, Detik-detik Perang?
Dikutip dari Al Jazeera, Denis Pushilin, kepala Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi tersebut.
Ia meminta orang-orang "yang mampu memegang senjata di tangan mereka" untuk datang ke komisariat militer.
Pemimpin separatis lainnya, Leonid Pasechnik, menandatangani dekrit serupa untuk Republik Rakyat Luhansk tak lama setelah itu.
Pihak berwenang separatis pada hari Jumat mengumumkan rencana untuk mengevakuasi sekitar 700.000 orang.
Hal itu mengutip kekhawatiran akan serangan yang akan segera terjadi oleh pasukan Ukraina, senbuah tuduhan yang dibantah dengan tegas oleh Kyiv.
Kurang dari 7.000 orang telah dievakuasi dari Donetsk pada Sabtu pagi, kata kementerian darurat setempat.