Hal itu membuat mereka mendesak warganya yang berada di Ukraina untuk segera angkat kaki dari negara itu demi selamat dari perang yang bisa terjadi kapan saja.
“Apa yang Rusia katakan. Dan kemudian apa yang Rusia lakukan. Kami belum melihat pasukannya mundur,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah wawancara di MSNBC.
"Kami terus melihat unit-unit penting bergerak menuju di perbatasan, bukan menjauh dari perbatasan," tegasnya.
Intelijen Estonia mengetahui sekitar 10 kelompok tentara bergerak menuju perbatasan Ukraina, di mana diperkirakan sekitar 170.000 tentara telah dikerahkan, kata Mikk Marran, direktur jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia.
Serangan itu akan mencakup pemboman rudal dan pendudukan "medan utama," tambahnya.
"Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan pada Baltik di tahun-tahun mendatang," katanya.
"Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi Putin."
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya ditarik kembali setelah latihan di distrik militer selatan dan barat dekat Ukraina.
Duta besar Moskow untuk Irlandia bersikeras pasukan di Rusia barat akan kembali ke posisi normal dalam tiga sampai empat minggu.
Ini menerbitkan video yang katanya menunjukkan tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri self-propelled meninggalkan semenanjung Krimea, yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014.