Sosok.ID - Militer Myanmar mengumumkan amnesti bagi lebih dari 800 tahanan untuk menandai Hari Persatuan ke-75, saat mengadakan parade dalam unjuk kekuatan di ibu kota.
Ratusan tentara berparade pada hari Sabtu (12/2/2022) bersama pegawai negeri yang mengibarkan bendera nasional berbarengan dengan rombongan yang melakukan tarian koreografi.
Myanmar diketahui dilanda kekacauan sejak tahun lalu ketika para jenderal merebut kekuasaan dari pemimpin yang terpilih secara demokratis, Aung San Suu Kyi.
Perebutan kekuasaan memicu protes dan gerakan pembangkangan massal yang disambut dengan tindakan keras oleh aparat keamanan.
Baca Juga: Myanmar Makin Hancur, Seabrek Tuduhan Diperkarakan, Hukuman Penjara Aung San Suu Kyi Ditambah Lagi
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi nirlaba yang telah melacak kerusuhan, memperkirakan bahwa lebih dari 1.500 orang telah tewas.
Dilansir dari Al Jazeera, panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengeluarkan “perintah pengampunan”, untuk 814 tahanan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-75 Hari Persatuan.
Mereka yang diberi amnesti sebagian besar berasal dari penjara di kota terbesar negara itu Yangon, kata juru bicara pemerintah militer Zaw Min Tun kepada kantor berita AFP.
Dia tidak mengatakan apakah akademisi Australia Sean Turnell, yang telah ditahan selama lebih dari setahun, akan termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
Turnell, seorang profesor ekonomi Australia, bekerja sebagai penasihat Aung San Suu Kyi ketika dia ditangkap Februari lalu, hanya beberapa hari setelah kudeta militer.