Sosok.ID - Satu tahun sejak kudeta militer di Myanmar, seruan untuk aksi internasional semakin keras, terutama dari Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang terdiri dari politisi terpilih yang digulingkan dari jabatannya oleh para jenderal.
Menteri Luar Negeri NUG Zin Mar Aung menilai, dunia hanya duduk menonton meski kondisi Myanmar sedang porak-poranda karena Perang.
“Dunia tidak melakukan apa-apa selain hanya duduk dan menonton,” kata Menteri Luar Negeri NUG Zin Mar Aung, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (1/2/2022).
Ia melihat dengan mata kepala sendiri kekejaman junta pada rakyat Myanmar.
“Pada tahun lalu, kami telah melihat kebrutalan dan kekejaman yang ekstrem terhadap penduduk."
"Kami juga telah melihat tekad yang jelas dari generasi muda, generasi baru yang mengatakan mereka tidak akan menerima rezim.”
Diketahui, serangan terhadap warga sipil, pengunjuk rasa dan aktivis politik telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Apa yang dimulai dengan gas air mata dan pemukulan kini berubah menjadi serangan udara, pembakaran desa, dan penembakan yang ditargetkan di seluruh negeri.
Zin Mar Aung sendiri merupakan korban dari represi politik militer, di mana ia pada tahun 1998 dijatuhi hukuman 28 tahun penjara karena aktivisme politik.
Dia menghabiskan sembilan tahun di sel isolasi dan dibebaskan setelah 11 tahun