Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Myanmar Makin Hancur, Seabrek Tuduhan Diperkarakan, Hukuman Penjara Aung San Suu Kyi Ditambah Lagi

Rifka Amalia - Minggu, 06 Februari 2022 | 19:13
Aung San Suu Kyi dan Jendral Min Aung Hlaing Myanmar
tangkapan layar Tribunnews

Aung San Suu Kyi dan Jendral Min Aung Hlaing Myanmar

Minggu ini pemerintah militer mengumumkan dia akan menghadapi persidangan lebih lanjut mulai pertengahan Februari atas tuduhan mempengaruhi komisi pemilihan negara itu selama jajak pendapat 2020 yang membuat partainya mengalahkan saingannya yang bersekutu dengan militer.

Baca Juga: Nyawa bak Tak Lagi Ada Harganya, Kepala HAM PBB Mengamuk Kudeta Myanmar Semakin Brutal, Desak Dunia Bertindak

Serangan Terbaru Militer

Perlawanan terhadap kudeta sejak tahun lalu diketahui telah memicu lebih banyak kekerasan dari militer.

Pada hari Kamis, laporan telah muncul tentang pasukan pemerintah yang membakar ratusan rumah minggu ini di dua desa di bagian barat laut negara itu, tampaknya saat mencari anggota milisi anti-kudeta bersenjata.

Penduduk desa Mwe Tone mengatakan kepada kantor berita Associated Press (AP) pada hari Kamis bahwa 200 dari 250 rumah di sana dilalap api, bersama dengan hampir 200 dari 800 rumah di desa Pan terdekat di wilayah Sagaing. Angka serupa dilaporkan oleh media Myanmar.

“Sebagai petani, saya menabung selama 15 tahun untuk membangun rumah, dan yang tersisa dari rumah saya hanyalah abu."

Baca Juga: Kejinya Militer Myanmar, Total Hukuman Aung San Suu Kyi Bisa sampai 100 Tahun Penjara, Kini Hadapi 5 Tuntutan Baru

"Bukan hanya rumah saya tetapi seluruh desa berubah menjadi abu,” kata seorang warga desa Mwe Tone berusia 29 tahun, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia takut akan pembalasan dari pihak berwenang.

“Sekarang, kami tidak punya apa-apa untuk dimakan atau tinggal bersama.”

Foto-foto menunjukkan pompa air, traktor dan kendaraan hancur oleh kobaran api, dengan hewan ternak juga menjadi korban.

Layanan Radio Free Asia Myanmar juga melaporkan serangan yang sama di wilayah barat laut, dan mengatakan bahwa sebanyak 10.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Source : Al Jazeera

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x