Sosok.ID - Organisasi Internasional terbesar di dunia, organisasi perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), bergidik ngeri dengan pembantaian puluhan orang di Myanmar.
Myanmar diketahui mengalami kudeta militer pada 1 Februari 2021, di mana negara itu kacau balau hingga saat ini.
Pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi ditahan, dan kekuasaan diambil alih oleh junta yang dikenal sangat kejam.
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (27/12/2021), PBB menyerukan 'penyelidikan menyeluruh dan transparan' atas insiden yang menewaskan sedikitnya 35 orang di Myanmar.
Baca Juga: Kacau Balau! Tubuh-tubuh Tak Bernyawa Ditemukan Seteah Serangan Udara di Myanmar
Seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, dia merasa "ngeri" dengan laporan bahwa setidaknya 35 warga sipil telah tewas dan tubuh mereka dibakar di Myanmar Timur.
Pejabat tinggi itu menuntut agar pemerintah meluncurkan "penyelidikan menyeluruh dan transparan" atas tragedi itu.
Dua pekerja untuk kelompok nirlaba Save the Children, masih hilang setelah kendaraan mereka diserang dan dibakar dalam insiden di negara bagian Kaya.
Sebuah kelompok pemantau dan media lokal menyalahkan serangan itu pada pasukan militer.
"Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri, yang dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional," kata Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan, Minggu (26/12/2021).
"Saya meminta pihak berwenang untuk segera memulai penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden tersebut sehingga pelaku dapat segera dibawa ke pengadilan," kata Griffiths.