"Pertanyaan saya, Dr. Kissinger, ada dua," ujar Nairn.
"Pertama, apakah Anda akan memberikan pengabaian di bawah undang-undang privasi untuk mendukung deklasifikasi penuh memo ini sehingga kami dapat melihat dengan tepat apa yang Anda dan Presiden Ford katakan kepada Suharto?"
"Kedua, apakah Anda akan mendukung mengadakan pengadilan kejahatan perang internasional di bawah pengawasan PBB tentang masalah Timor Timur dan apakah Anda setuju untuk mematuhi putusannya sehubungan dengan perilaku Anda sendiri?," tanya Nairn kepada Kissinger.
Kissinger menjawabnya dengan menyebutkan bahwa apa yang terjadi antara Timor Timur dan Indonesia bukan merupakan masalah kebijakan Amerika yang signifikan.
"Maksud saya, eh, sungguh, komentar semacam ini adalah salah satu alasan mengapa pelaksanaan kebijakan luar negeri menjadi hampir mustahil dalam kondisi ini," katanya.
"Inilah orang yang punya satu obsesi, dia punya satu masalah, dia mengumpulkan sekelompok dokumen, Anda tidak tahu apa yang ada di dokumen-dokumen ini."
"Faktanya pada dasarnya seperti yang saya gambarkan Timor bukanlah masalah kebijakan Amerika yang signifikan jika Suharto mengangkatnya, jika Ford mengatakan sesuatu, itu terdengar menggembirakan, itu bukan masalah kebijakan luar negeri Amerika yang signifikan."
Selain itu menurut Kissinger, Amerika ketika itu tidak memiliki alasan untuk ikut campur atas invasi Indonesia di Timor Timur.
"Masalah anti-kolonial di mana orang Indonesia mengambil alih Timor dan kami sama sekali tidak punya alasan pada waktu itu untuk menaruh perhatian besar terhadapnya."