Perusahaan asal benua Biru memang sedikit lebih terinternasionalisasi menjadi penyebab utamanya.
Selain itu ada hal yang cukup menarik datang dari dunia Timur Tengah.
Sebab untuk pertama kalinya, sebuah perusahaan asal negara Arab berhasil masuk dalam Top 25 produsen senjata dunia.
Yakni ada al EDGE dari Uni Emirat Arab yang dibentuk oleh konsolidasi sekitar 25 entitas pertahanan pada tahun 2019 lalu.
Di posisi ke-22, EDGE "adalah gambaran yang baik tentang bagaimana kombinasi permintaan nasional yang tinggi akan produk dan layanan militer dengan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing, yang mendorong pertumbuhan perusahaan senjata di Timur Tengah," kata peneliti SIPRI, Pieter Wezeman dalam laporannya.
Baca Juga: NATO Melihat Kemajuan Militer China Sebagai Ancaman Serius
SIPRI juga mencatat bahwa grup Perancis, Dassault, telah melonjak dari posisi 38 menjadi 17, didorong oleh ekspor jet tempur Rafale pada 2019.
Namun negara satu ini juga tak bisa dikesampingkan, yakni Rusia.
Dua perusahaan Rusia memang diketahui masuk dalam jajaran top 25.
Almaz-Antey, yang berada di posisi ke-15 dan United Shipbuilding di urutan ke-25.
Baca Juga: Semakin Gahar, Rusia Kali Ini Disuplai Mesin Perang Seabrek