Follow Us

Kebencian pada Indonesia bak Sudah Mendarah Daging, Politikus Malaysia Cemooh BJ Habibie Ingin Bubarkan NKRI karena Kasus Timor Leste

Rifka Amalia - Selasa, 01 Desember 2020 | 19:15
BJ Habibie, Kamis (21/5/1998) mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI yang baru di Jakarta, disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto
Dok. Kompas

BJ Habibie, Kamis (21/5/1998) mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI yang baru di Jakarta, disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto

Sosok.ID - Malaysia, dikenal sebagai negara yang kerap bersaing dengan Indonesia.

Negeri Jiran merupakan rival, atau bisa disebut musuh bebuyutan bagi bangsa Indonesia sejak dulu kala.

Seperti peristiwa yang terjadi pada tahun 1960-an, dimana ketegangan kedua negara nyaris membuat Bung Karno marah hingga menyerukan sebuah kalimat ganyang Malaysia.

Selain itu dalam beberapa kasus, Malaysia juga tak jarang membuat klaim seperti mengambil budaya Indonesia, hingga pulau milik Indonesia.

Baca Juga: 80% Penduduknya Miskin dan Buta Huruf, Sebenernya Timor Leste Negara Kaya, Malaysia Ungkap Sumber Harta Diluar Minyak yang Harusnya Bisa Diolah Bumi Lorosae

Hal itu membuat publik Indonesia ikut melontarkan umpatan pada negeri Malaysia. Terlebih politisinya tak jarang melontarkan kritikan pedas untuk RI.

Misalnya ketika Timor Leste lepas dari Indonesia setelah referendum 1999.

Menurut New Mandala, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Zam Maidin, pernah mencemooh Indonesia karena gagal mempertahankan Timor Leste.

Dia juga melontarkan ejekan kepada Presiden BJ Habibie, yang kala itu menjadi pemimpin.

Ia menuding Habibie sengaja ingin membubarkan Indonesia.

Baca Juga: Negaranya Sedang Kisruh Gegara Rebutan Kekuasaan, Malaysia Tiba-tiba Tantang China Untuk Beradu dan Acuhkan Akibat yang Bisa Dialami

Zam Maidin mengatakan, Habibie sebagai Presiden Reformasi telah gagal total, kaena membiarkan Timor Timur merdeka di tahun 2002.

Seperti diketahui, Timo Timur pernah dianeksasi secara paksa kemudian dijadikan provinsi Indonesia ke-27 pada Desember 1975.

Usai kepergian Portugis dari Timor Timur, Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, memerintahkan invasi Timor Timur.

Namun, setelah puluhan tahun perjuangan bersenjata, Timor Timur akhirnya diakui sebagai negara berdaulat menjadi Timor Leste.

Baca Juga: Alami Hal Mengerikan Saat Sedang Terlelap Tidur, Artis Waria Asal Malaysia Ini Langsung Berubah Drastis Setelah Bangun: Mati Ditabrak Truk

Zam Maidin dalam hal ini tidak sepenuhnya dikenal sebagai pemasok fakta yang telah diteliti dengan baik, atau bahkan wacana yang beradab.

Ketertarikan mereka pada "fakta" hanya digunakan semata-mata sebagai palu godam politik demi melawan musuh-musuh mereka.

Meskipun demikian, yang menarik di sini adalah suntikan xenofobia dalam serangan hominem yang biasa mereka lakukan terhadap Anwar Ibrahim sebagai oposisinya.

Takut akan tetangga yang besar dan berkuasa, ketertarikan Malaysia pada Indonesia dimulai dengan Konfrontasi pada awal 1960-an.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan TNI AL dan TLDM Malaysia, Mana yang Lebih Komplit Senjatanya?

Indonesia selalu dianggap sebagai kekacauan berdarah di Malaysia. Hal ini terutama terjadi pada era pasca- Reformasi (1998 dan seterusnya).

Seperti ketika terjadi serentetan bom bunuh diri oleh Jemaah Islamiyyah (JI), konflik agama di Poso dan Ambon, konflik etnis di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Ada pula insiden pembakaran gereja di Tangerang dan Bekasi, penyerangan masjid dan pengikutnya Ahmadiyah di Cikeusik dan Sampang, belum termasuk berbagai demonstrasi massa yang sering diorganisir di Jakarta Pusat dan kota-kota besar lainnya.

Insiden-insiden ini telah ditahan oleh para politisi Malaysia yang menolak secara demokratis sebagai contoh mengapa kebebasan yang tidak terkekang.

Baca Juga: Mangkir dari Panggilan Polisi Karena Alasan Lockdown, Terbongkar Ternyata Hanya Alasan Belaka, Ini yang Sebenarnya Terjadi!

Seperti yang dilakukan oleh demokrasi "gaya Barat" merusak perkembangan ekonomi dan kerukunan etnis negara (Reformasi bantutkan ekonomi, Utusan Malaysia, 29 Februari, 2012).

Demokrasi yang dipromosikan oleh Barat berfungsi untuk menyebarkan hedonisme dan anarkisme karena supremasi hak dan kebebasan individu mengurai tatanan sosial yang mengikat dari nilai dan norma budaya dan agama tradisional (Kebebasan, hak asasi manusia agama baru dunia), Utusan Malaysia, 31 Juli 2011).

Ancaman lain yang ditimbulkan oleh Indonesia, sebagaimana ditafsirkan oleh kekuatan konservatif di Malaysia, adalah budaya pluralisme agama dan wacana ideologi Islam yang beragam.

Baca Juga: China 'Olok-olok' AS Kelewat PD, Indonesia Jadi Negara ASEAN Pertama yang Tegas Tolak Kunjungan Pesawat Mata-mata: Kami Ogah Ditipu!

Indonesia selalu dilihat oleh para pelopor Islam di Malaysia sebagai benteng Islam liberal dan sekularisme, sebuah praktik yang tidak pantas bagi negara berpenduduk Muslim di dunia (Bahaya pluralisme agama, Utusan Malaysia, 14 Desember 2010).

Bagi Malaysia, Cendekiawan Muslim Indonesia seperti Nurcholish Madjid, Harun Nasution, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan lainnya dianggap berbahaya.

Mereka dianggap cenderung menyesatkan Muslim Melayu yang tidak curiga dan naif untuk percaya bahwa Islam cocok dengan sekularisme, yang berdiri sejajar dengan agama lain dan bukan kepemilikan tunggal satu kelompok etnis.

Baca Juga: Setengah Mati Kabur dari Majikannya yang Keji hanya Demi Pulang Kembali ke Indonesia, Hidup TKW Cantik Ini Justru Berakhir Tragis di Malaysia

Oleh karena itu, tujuan kaum konservatif religius di Malaysia bukanlah untuk membiarkan keyakinan Islam, sebagaimana ditafsirkan dan dipraktikkan secara monopolistik di negara itu, untuk berpindah dan bermutasi ke dalam bentuk Indonesia yang beraneka ragam.

Dengan kata lain, serangan politik oleh Malaysia sebenarnya hanya ketakutan yang ditimbulkan oleh berbagai isu yang berkembang di Indonesia, membuat negeri Jiran ketakutan sendiri.

Indonesia dipandang sebagai negara yang besar,agama, politik dan kebabasan di Indonesia dicap sebagai ancaman oleh negeri Jiran.

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul: Anggap Indonesia Musuh Bebuyutan, Politisi Malaysia Ini Sok-Sokan Ungkit Timor Leste Leste Lepas Gara-gara Kegagalan Presiden Ini Bahkan Menuduhnya Hendak Bubarkan Indonesia

(Afif Khoirul M)

Source : Intisari Online

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest