Follow Us

Belum Mulai, Malaysia Sudah 'Tergopoh-gopoh' Diajak Diskusi Empat Mata dengan China, Negara Tetangga Indonesia Jiper Duluan: Kami Mau Miltilateral!

Rifka Amalia - Minggu, 27 September 2020 | 18:13
Laut China Selatan.
Google Maps via GridHot.ID

Laut China Selatan.

Sosok.ID -Menteri Luar Negeri Malayasia dan China sepakat pada tahun lalu, bahwa mereka akan melakukan pembicaraan satu lawan satu untuk menyelesaikan perbedaan atas klaim di Laut China Selatan.

Tetapi orang dalam di Kuala Lumpur mengatakan perbincangan bilateral itu menjadi preseden yang berbahaya.

Ketika Malaysia tahun lalu setuju untuk melakukan pembicaraan satu lawan satu dengan penuntut saingan China atas Laut China Selatan, hal itu mengejutkan para pengamat.

Mengutip South China Morning Post, Minggu (27/9/2020), Kuala Lumpur bukanlah lawan paling vokal dari klaim Beijing di wilayah tersebut, mereka sudah lama enggan untuk terlibat dalam negosiasi semacam itu.

Baca Juga: Beijing Patut Gemetaran, India Siaga 'Geplak' China Hanya dalam Waktu Beberapa Jam, 100.000 Tentara Sudah Cegat Perang di Ladakh

Sebaliknya, ia berusaha memetakan jalan antara tidak memusuhi China dan diam-diam mengejar rencananya sendiri untuk eksplorasi minyak dan gas di perairan yang diperebutkan.

Mereka lebih suka meninggalkan diskusi tentang yurisdiksi atas wilayah yang kaya sumber daya ke pengelompokan regional seperti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean), di mana berbagai negara dapat bekerja sama untuk memiliki suara yang lebih besar.

Namun dalam apa yang dipandang sebagai kudeta diplomatik bagi China, mantan menteri luar negeri Saifuddin Abdullah setuju dalam pertemuan pada September tahun lalu dengan mitranya dari China Wang Yi untuk melakukan diskusi satu lawan satu.

Baca Juga: Citra Satelit Tunjukkan Ribuan Masjid Uighur Hancur Dibantai Otoritas China, Investigasi Temukan Puluhan Kuburan Remuk Sisa Kerangka

Dengan meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat di Laut China Selatan, Beijing telah mendorong Kuala Lumpur untuk melakukan terobosan tetapi dengan satu tahun telah berlalu sejak perjanjian tersebut belum ada tanda-tanda kemajuan - atau lebih banyak lagi yang akan datang.

Tujuan China adalah untuk memiliki semacam mekanisme dialog bilateral dengan masing-masing penggugat, lebih fokus pada pengembangan bersama sumber daya alam dan tidak terlalu memperdebatkan sengketa wilayah.

Ini adalah taktik yang dilakukan Beijing dengan Manila dan Hanoi, tetapi bagi orang dalam pembentukan kebijakan luar negeri Malaysia, pendekatan China menempatkan penggugat yang lebih kecil pada posisi yang kurang menguntungkan.

Source : South China Morning Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest