Follow Us

PLA Kerahkan Senjata Anti-Pesawat hingga Kendaraan Lapis Baja Demi Halau Cuaca Ekstrim di Hari Perang, Lawan AS atau Taiwan?

Rifka Amalia - Jumat, 14 Agustus 2020 | 18:13
Kapal perang China melakukan live-fire di Laut China Selatan.
Weibo, PLA Daily Photo via Taiwan News

Kapal perang China melakukan live-fire di Laut China Selatan.

"Latihan itu meningkatkan kekuatan pengintaian, komando dan kendali tentara, kemampuan menyerang dan cadangan dalam pertempuran,” ungkap Liu Shengguang, wakil kepala staf brigade.

Baca Juga: PLA Navy Latihan Menembak dengan Rudal Anti Kapal Dong Feng, US Navy Waspada

Sayangnya laporan tersebut tidak menyebutkan di mana latihan militer itu dilakukan.

Media setempat melaporkan bahwa PLA juga melakukan latihan termasuk penggunaan kendaraan lapis baja baru dalam hujan lebat.

Song Zhongping, seorang komentator militer yang berbasis di Hong Kong menyebut latihan tersebut mengindikasikan bahwa militer berfokus pada berbagai fungsi untuk menjaga pertahanan udara dan laut.

"Perubahan ini dapat membantu tentara China bertempur di Laut China Selatan dan Selat Taiwan," kata Song.

Baca Juga: Rongrong Jagat Raya, Bisa Tidak Bisa Tiongkok Tekad Dominasi Dunia di Tahun 2049, AS Gerah: Pencuri! Apa-apa Jatuh di Tangan China

Sementara dilaporkan Taiwan News, PLA juga telah melakukan latihan militer di Selat Taiwan dan perairan sekitarnya pada Kamis (13/8/2020).

Disebutkan latihan bertujuan untuk "melawan provokasi dan melindungi kedaulatan nasional dan integritas wilayah."

Mengutip Kolonel Senior Ren Guoqiang, juru bicara kementerian pertahanan, yang pada konferensi pers pada 30 Juli mengatakan bahwa gerakan baru-baru ini antara militer AS dan Taiwan, termasuk "pengerahan pasukan AS dalam latihan di Taiwan," melanggar prinsip.

Baca Juga: Karena Kekuatan TLDM Lapuk, 89 Kali PLA Navy China Serobot Kedaulatan Malaysia

Hubungan internasional dan komitmen AS ke China, membawa dampak negatif bagi perdamaian dan stabilitas di selat, dan "mengirimkan sinyal yang menyesatkan kepada para separatis Taiwan."

Source : Taiwan News, South China Morning Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest