Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Menilik Drone Bawah Air Poseidon, Torpedo Raksasa Pembawa Hulu Ledak 2 Megaton Berjuluk Nuklir Hari Kiamat Milik Rusia

Rifka Amalia - Sabtu, 30 Mei 2020 | 15:13
Ilustrasi - Rusia berencana untuk menguji kapal selam tak berawak berhulu ledak nuklir di perairan Kutub Utara musim gugur ini.
rbth.com

Ilustrasi - Rusia berencana untuk menguji kapal selam tak berawak berhulu ledak nuklir di perairan Kutub Utara musim gugur ini.

Sosok.ID - Rusia, dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki alat persenjataan mematikan.

Nuklir Negeri Beruang Merah tak boleh luput dari perhatian, sebab sewaktu-waktu boleh jadi diledakkan tanpa aba-aba.

Belakangan ini Rusia berencana untuk menguji kapal selam tak berawak berhulu ledak nuklir di perairan Kutub Utara musim gugur ini.

Uji coba ini dilakukan satu tahun setelah kecelakaan rudal bertenaga nuklir yang fatal menyebabkan lonjakan radiasi di kota terdekat.

Baca Juga: Gawat! Saking Dibuat Kesal oleh China, Amerika Serikat Bakal Ledakkan Bom Nuklir

Drone bawah air bernama Poseidon yang bertenaga nuklir akan menjalani uji coba dan meluncur dari kapal selam Belgorod.

Sumber industri pertahanan Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti, Selasa (26/5), seperti dilansir Moscow Times.

Rusia membuat drone berbentuk seperti torpedo raksasa untuk membawa hulu ledak nuklir seberat hingga dua megaton.

Analis senjata menyebutnya sebagai "senjata nuklir hari kiamat".

Baca Juga: Tunjukkan Tingkat Readiness Tempur Tinggi, Amerika Terbangkan Pembom Nuklir B1-B Lancer di Dekat Perairan China

Mendapat dukungan reaktor nuklir kecil, Poseidon memiliki jangkauan 10.000 kilometer untuk mengarungi lautan dunia.

Meluncur dari Laut Barents atau perairan lain di Kutub Utara, drone bawah air tersebut bisa melintasi Atlantik Utara.

Jika diledakkan di lepas pantai timur Amerika Serikat (AS), hulu ledak nuklir yang Poseidon bawa bisa menciptakan gelombang tsunami setinggi puluhan meter di samping kerusakan yang disebabkan oleh ledakan nuklir itu sendiri.

Maret 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi keberadaan drone bawah air raksasa.

Baca Juga: China Kembangkan Rudal Nuklir Bawah Laut SLBM JL-3 Dengan Jangkauan 12.000 Km, Sekali Tembak Bisa Hancurkan AS

Poseidon adalah salah satu dari enam senjata nuklir strategis baru negeri beruang merah.

Drone nuklir Poseidon milik Rusia
Defence Blog

Drone nuklir Poseidon milik Rusia

Pada Juli 2018, Departemen Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan fasilitas tempat drone itu dirakit, dan sebuah film animasi yang menunjukkan bagaimana drone digunakan dalam situasi perang yang sebenarnya.

“Drone memiliki beberapa keunggulan. Kapal selam dengan awak di atas kapal, tentu saja, adalah senjata yang kuat, tetapi ada batasan tertentu pada faktor manusia," kata mantan Kolonel Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia Alexander Zhilin.

"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin, Selasa (26/5), seperti dikutip Moscow Times.

Baca Juga: 100 Rudal Antarbenua Siap Libas AS Tiba-tiba, Tiongkok: Kami Cinta Damai, tapi Jangan Berpikir Nuklir Ini Tak Bisa Meledak

Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.

“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja, membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu ketika dalam operasi peretas dapat mencoba mengambil kendali," katanya.

"Tetapi, berbicara dengan insinyur dan desainer kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa ada perlindungan besar-besaran terhadap gangguan eksternal,” ujar Zhilin kepada Sputnik Radio seperti Moscow Times kutip.

Baca Juga: Secara Diam-diam Militer China Berencana Buat 1000 Hulu Ledak Nuklir untuk Serang Benua Amerika

Dengan kemampuan Poseidon yang bisa menyelam dalam, Rusia dapat melawan sistem pertahanan rudal AS dan memastikan pencegahan dengan kemampuan serangan kedua.

Rencananya, Rusia mengerahkan 16 drone Poseidon pada gugus tugas tempur Armada Utara.

Dua kapal selam tujuan khusus, Belgorod dan Khabarovsk, akan membawa Poseidon.

Kedua kapal selam itu dibangun di Sevmash, Severodvinsk.

Baca Juga: Diplomasi Nuklir dengan AS Buntu, Korut Bangun Fasilitas Peluncuran Rudal Balistik Antar Benua Hwasong 15

Belgorod adalah kapal selam prototipe dari kapal selam bertenaga nuklir kelas-II Oscar. Meluncurkan pada April 2019 dan akan memulai uji coba laut dalam beberapa bulan.

Kapal selam kedua yang membawa Poseidon adalah Khabarovsk. Kapal selam prototipe khusus dari kapal selam rudal balistik generasi keempat Rusia kelas Borei.

RIA Novosti awal musim semi ini melaporkan, Khabarovsk akan meluncur dari Sevmash pada awal Juni 2020, diikuti pengujian selama dua tahun.

Baik RIA Novosti maupun Zhilin tidak menyebutkan, di mana lokasi peluncuran uji coba drone Poseidon. Tapi, senjata berbasis kapal selam biasanya menjalani percobaan di Laut Putih.

Baca Juga: Pamer Otot Militer, China Luncurkan Pesawat Pembom Nuklir Siluman Generasi Terbaru

Laut ini memiliki keuntungan karena tidak menjadi perairan internasional, di mana angkatan laut negara lain atau kapal mata-mata bisa berlayar.

Juga, area pengujian dekat dengan Severodvinsk, tempat pembuatan kapal selam dan drone.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Mengenal Poseidon, senjata nuklir hari kiamat milik Rusia"

(S.S. Kurniawan)

Source :Kontan.co.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x