Follow Us

Nyawa bak Tak Lagi Ada Harganya, Kepala HAM PBB Mengamuk Kudeta Myanmar Semakin Brutal, Desak Dunia Bertindak

Rifka Amalia - Sabtu, 29 Januari 2022 | 19:41
Junta militer Myanmar
@myanmar.tatmadaw

Junta militer Myanmar

“Saya mendesak pemerintah – di kawasan dan sekitarnya – serta bisnis, untuk mendengarkan permohonan ini,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari tahun lalu, menggulingkan pemerintah sipil dan menangkap pemimpin de factonya, Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Merinding, Petinggi PBB 'Ngeri' dengan Pembantaian yang Saat Ini Dialami Rakyat Myanmar: Saya Mengutuk Ini!

Sejak kudeta militer telah menyebabkan kekacauan dan kehilangan nyawa dalam jumlah besar.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa sejak kudeta, setidaknya 1.500 orang telah dibunuh oleh militer dalam upaya brutal untuk menghancurkan perbedaan pendapat, sementara ribuan lainnya akan terbunuh dalam konflik bersenjata dan kekerasan yang lebih luas.

Setidaknya 11.787 orang telah ditahan secara sewenang-wenang karena menyuarakan penentangan mereka terhadap militer, kata kantor itu, di antaranya 8.792 masih dalam tahanan.

Ada pula 290 orang yang dilaporkan tewas dalam tahanan, banyak kemungkinan karena terjadi penyiksaan, tambahnya.

Baca Juga: Kacau Balau! Tubuh-tubuh Tak Bernyawa Ditemukan Seteah Serangan Udara di Myanmar

Bachelet mengatakan krisis saat ini dibangun di atas impunitas yang dengannya kepemimpinan militer melancarkan kampanye kekerasan terhadap minoritas Rohingya empat tahun lalu.

“Selama impunitas berlaku, stabilitas di Myanmar akan menjadi fiksi. Akuntabilitas militer tetap penting untuk solusi apa pun ke depan — orang-orang sangat menuntut ini,” katanya.

Sementara itu, kantor Bachelet akan menerbitkan laporan pada bulan Maret yang merinci situasi hak asasi manusia di Myanmar sejak kudeta. (*)

Baca Juga: 4.200 Warga Myanmar Berhamburan Melarikan Diri ke Thailand akibat Pecah Perang antara Junta Militer dan Kelompok Pemberontak

Source : Al Jazeera

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest