Malam itu Kota Bangkok diguyur hujan deras dan udara terasa begitu dingin.
Namun, suasana di satu tempat yang disebut Royal Bangkok Sport Club, pusat para tentara Belanda, tentara KNIL berkumpul, justru mencekam.
"Diceritakan bahwa saat itu hujan gerimis menjadi hujan besar, suasananya dingin, tetapi di dalam ruangan itu, di dalam gedung itu, sebenarnya terjadi suasana yang mencekam dan panas," tutur Rahcmat.
Itu dikarenakan para tentara KNIL akan dikirim ke Indonesia untuk mempertahankan kembali keberadaan Belanda di Indonesia.
Kejadian ini merupakan cikal-bakal terjadinya agresi militer Belanda I yang dimulai pada 20 Juli 1947 di Indonesia.
"Para mantan KNIL dan Heiho ini, kemudian di situ tergerak jiwa nasionalisme," ujar Rachmat.
Mendengar rencana Belanda melakukan agresi militer di Indonesia, satu tentara bernama Abdul Faqih, secara rahasia bergerak menghubungi para KNIL pribumi yang dianggap mempunyai jiwa nasionalisme.
Abdul Faqih menganggap di antara pribumi yang menjadi tentara KNIL ada juga yang betul-betul bekerja untuk Belanda.
Diceritakan bahwa Abdul Faqih kemudian membawa dan membagikan secarik kertas ukuran pas foto yang sangat kecil.