Terutama lantaran militer Myanmar tak segan untuk menggunakan jet tempur untuk memborbardir warga sipilnya sendiri.
Mengutip dari Reuters, pengiriman bahan bakar tersebut menimbulkan tanda tanya besar soal peran China di Myanmar.
Selama kudeta militer Myanmar, Beijing telah dituduh oleh lawan junta mendukung pemimpin kudeta Min Aung Hlaing. Sebuah tuduhan yang ditolak oleh China.
Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar.
PetroChina, sebuah perusahaan terdaftar yang dikendalikan oleh China National Petroleum Corporation milik negara, tidak menanggapi permintaan komentar tentang pengiriman bahan bakar tersebut.
Reuters melaporkan Pada Kamis (20/5/2021), berdasarkan data impor yang belum dipublikasikan, PetroChina International mengirimkan 13.300 ton bahan bakar jet dan 4.000 ton bensin onboard tanker MT Yu Dong untuk pengiriman di terminal Thilawa Myanmar pada 15 April.
Negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengutuk junta karena membunuh ratusan warga sipil.
Mereka telah secara terbatas menerapkan sanksi Myanmar. Tetapi saat ini tidak ada tindakan internasional yang melarang pengiriman produk minyak.
ASEAN, yang mengikut sertakan Myanmar sebagai anggotanya, telah menyerukan diakhirinya kekerasan dan dialog di antara para pihak.