Sosok.ID -Filipina berencana mengubah pulau Laut China Selatan menjadi pusat militer di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.
Militer Filipina akan meminta Presiden Rodrigo Duterte untuk mendanai pusat logistik di Pulau Thitu, kata ketua Jenderal Cirilito Sobejana.
Seperti diketahui, militer Filipina tengah berupaya untuk mempertahankan patroli di Laut Cina Selatan.
Militer Filipina memperketat patroli di perairannya usai kapal China terdeteksi masuk ke wilayah ZEE mereka.
Mereka juga berencana menempatkan kamera beresolusi tinggi dan berkemampuan malam untuk memantau aktivitas di sekitar pulau yang diklaim oleh Filipina, katanya.
"Tujuan kami adalah untuk mengusir milisi maritim China dan kapal China lainnya dari zona ekonomi eksklusif kami," kata Sobejana kepada CNN Filipina, Senin.
China dapat menyelesaikan perselisihan dengan Filipina melalui "konsensus bersama untuk melakukan dialog dan konsultasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada jumpa pers reguler Senin (11/5) di Beijing, ketika ditanya tentang rencana militer Filipina.
Orang-orang tertentu mengaduk-aduk masalah ini, tambahnya, tanpa merinci lebih lanjut.
Ketegangan antara Filipina dan China di perairan yang disengketakan telah meningkat selama beberapa minggu terakhir.
Manila memprotes dan meminta kapal China untuk meninggalkan daerah tersebut.
Namun, sikap Duterte tetap bersahabat.
Ia menyebut China sebagai "dermawan" karena Filipina mendapatkan vaksin virus korona dari Beijing.
(*)