Sosok.ID - Tensi hubungan China dan Taiwan, belakangan semakin menegang.
Terlebih rencana China melakukan pengepungan pembom perang telah terbaca oleh Taiwan.
Taiwan sendiri dalam pernyataannya belum lama ini, seperti diberitakan Sosok.ID sebelumnya, mengatakan akan mempertahankan diri sampai hari terakhir.
Mereka siap terjun ke medan pertempuran jika memang harus berperang.
Sementara itu, melansir dari Reuters, Gedung Putih pada hari Jumat (9/4/2021) mengatakan, pihaknya terus mencermati peningkatan aktivitas militer China di Selat Taiwan.
Amerika Serikat (AS) menyebut, tindakan Beijing baru-baru ini berpotensi membuat keadaan tidak stabil.
"Kami telah ... dengan jelas secara publik dan secara pribadi mengungkapkan keprihatinan kami."
"Kekhawatiran kami yang semakin besar, tentang agresi China terhadap Taiwan," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.
"Kami telah melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam aktivitas militer RRT di Selat Taiwan, yang kami yakini berpotensi membuat tidak stabil," katanya, ketika ditanya apakah Washington khawatir tentang kemungkinan invasi China.
Taiwan yang diklaim China telah mengeluh selama beberapa bulan terakhir tentang misi berulang oleh angkatan udara China di dekat pulau itu, yang terkonsentrasi di bagian barat daya zona pertahanan udaranya dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.
Kementrian pertahanan Taiwan mengatakan, sebelas pesawat angkatan udara China memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada hari Jumat, termasuk delapan jet tempur.
Beijing pada Kamis menyalahkan Amerika Serikat atas ketegangan yang terjadi dengan Taiwan setelah sebuah kapal perang AS berlayar dekat pulau itu.
Mereka menanyakan secara retoris apakah China akan berlayar di Teluk Meksiko sebagai "unjuk kekuatan".
Pada hari Senin, China mengatakan sebuah kelompok kapal induk China sedang berlatih di dekat Taiwan, dan pada hari Rabu sebuah kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif yang memisahkan pulau itu dari tetangga raksasanya.
Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif di China dan rawan pertikaian utama antara Beijing dan Washington, yang diwajibkan menurut undang-undang AS untuk memberi pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.
China yakin Amerika Serikat berkolusi dengan Taiwan untuk menantang China dan memberikan dukungan kepada mereka yang ingin Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan resmi. (*)