Pemerintah Tsai telah mencapai sembilan kesepakatan senjata dengan pemerintahan Trump sejak dia pertama kali terpilih menjabat pada tahun 2016.
Kesepakatan itu menghabiskan jumlah rekor anggaran militer Taiwan untuk persenjataan pertahanan.
Hsiao menyebut perlombaan senjata dengan Beijing "tidak ada gunanya" karena pengeluaran militer PLA yang sangat besar.
"Taiwan tidak akan pernah menutup celah militer ini, tidak peduli berapa banyak uang yang dihabiskannya," katanya kepada situs berita tersebut.
Tanda-tanda perang
Dibantu oleh sentimen anti-China di Amerika Serikat dan dukungan dari diplomat tinggi Presiden Trump Mike Pompeo, Tsai dan Partai Progresif Demokratiknya telah berusaha untuk memperkuat hubungan dengan sekutu seperti AS dan baru-baru ini India.
Melanjutkan penjualan senjata AS ke Taipei telah membuat marah para pemimpin China.
Hal itu membuat China menyuarakan ancaman melalui cara resmi dan tidak resmi.
Ini telah membawa ketegangan militer di kawasan itu ke titik tertinggi sejak krisis rudal Taiwan pada pertengahan 1990-an.
Lee Tien-tuo, pensiunan kolonel militer dan mantan perwira intelijen di Biro Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan kepada China Review News Agency hariJumat bahwa invasi Tiongkok akan didahului oleh dua tindakan.