Follow Us

Lonjakan Pesawat Pengintai AS Bikin Xi Jinping Gelisah, Negara Donald Trump: Itu Sepadan dengan Serakahnya Klaim China Atas Banyak Lautan

Rifka Amalia - Jumat, 23 Oktober 2020 | 18:55
PersenjPesawat pengintai AS
YouTube via Intisari

PersenjPesawat pengintai AS

Sosok.ID - China, melaporkan adanya lonjakan dalam penerbangan militer AS di atas laut dekat China.

Analis menyebut hal ini mencerminkan dorongan Washington untuk memahami dan menghalangi ekspansi China di perairan yang diperebutkan.

Dilansir dari VOA, pesawat pengintai militer AS terbang di lepas pantai China 60 kali pada bulan September 2020.

Itu penerbangan yang jauh lebih banyak daripada bulan Juli atau Agustus, menurut situs web organisasi penelitian yang didukung pemerintah China, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative.

Baca Juga: China Nyolot Ancaman Apapun Tak Akan Buat Militernya Gemetar, Xi Jinping: Perang dan Kekerasan Harus Dilakukan!

VOA melaporkan, Mayor Angkatan Darat A.S. Randy Ready, juru bicara Komando Indo-Pasifik A.S., mengatakan bahwa frekuensi penerbangan di dekat Tiongkok konsisten dari waktu ke waktu.

Situs web organisasi itu melaporkan sebagian besar serangan mendadak terbang di atas Laut Cina Selatan.

Beijing diketahui memperebutkan kedaulatan atas laut yang kaya sumber daya, seluas 3,5 juta kilometer persegi itu dengan lima pemerintah Asia lainnya.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada bulan Juli bahwa Washington akan membantu negara-negara lain untuk menolak ekspansi China.

Baca Juga: AS dan Taiwan Kongkalikong Sistem Senjata Mematikan, China Ngamuk Musuhnya Dibantu hingga Niat Balas Dendam: Kalian Salah Langkah!

Aktivitas udara AS akan mendukung arahan Pompeo, kata Sean King, wakil presiden konsultan politik Park Strategies di New York.

Pompeo menyebut tindakan China di Laut China Selatan adalah ilegal, dan setiap peningkatan penerbangan tahun ini "dapat dianggap sepadan dengan pernyataan kebijakan Departemen Luar Negeri AS bulan Juli bahwa klaim spesifik RRT di Laut China Selatan melanggar hukum," kata King.

Source : VOA News

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest