Follow Us

Tak Puas Provokasi Klaim Sepihak Laut China Selatan, China Kirim 12 Jet Tempur ke Selat Taiwan, Video Propaganda Terus Dirilis, Analis: Pemboman akan Lebih Banyak!

Rifka Amalia - Rabu, 07 Oktober 2020 | 14:13
Ilustrasi kapal perang
Xinhua

Ilustrasi kapal perang

Sosok.ID - China telah terlibat persekutuan dengan banyak negara, salah satunya dengan negara-negara Asia Tenggara, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Klaim sepihak China atas kedaulatan di Laut China Selatan masih belum menemui titik terang, negara-negara kecil mengecam tindakan China.

Sementara AS menyokong dukungan untuk mereka yang melawan China, menyebutkan klaim-klaim yang dilakukan China tidak berdasar.

Di Laut China Selatan, China gencar melakukan latihan militer dan bahkan meluncurkan rudal balistik yang meningkatkan ketegangan.

Baca Juga: Hanya Butuh 1 Jam, China Sikat Habis Durian Musang King dari Malaysia

Sementara Taiwan, sebuah kepulauan di dekat daratan Tiongkok telah menuduh pesawat angkatan udara China terbang ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara atau ADIZ pada banyak kesempatan.

Dilansir dari Express.co.uk, Kementerian Pertahanan negara itu mengatakan pada satu kesempatan, sebanyak 18 pesawat termasuk dua belas jet tempur melintasi garis tengah Selat Taiwan.

Sebagai tanggapan, angkatan udara Taiwan sendiri mengacak pesawat tempur dan menggunakan sistem rudal untuk memantau aktivitas tersebut.

Baca Juga: Siap Gempur China, Amerika-Jepang Rapatkan Barisan Persiapkan Perang Besar

Sementara itu, selain karena AS telah menjamin kebebasan navigasi di perairan Asia selama beberapa dekade, AS juga sangat terlibat karena persahabatannya yang erat dengan Taiwan, ikatan yang telah membuat pejabat tinggi AS mengunjungi pulau itu dua kali dalam beberapa bulan terakhir.

Di masa pemerintahan Trump saja, diperkirakan AS telah menjual tujuh kesepakatan senjata ke Taiwan senilai lebih dari $ 13 miliar.

Seolah tak cukup dengan berbagai aksinya di 'medan tempur', dilaporkan bahwa China juga menggunakan video propaganda.

Melansir Express.co.uk, Ketegangan Laut China Selatan terus meningkat karena Beijing terus merilis video propaganda melalui jejaring sosial Weibo milik negara.

Baca Juga: Kesal Armada Musuh Bakal Tembus 200 Jet Tempur, China Makin Bringas Tindas Taiwan, PLA Kirim Pesawat Anti-Kapal Selam Y-8 di Zona Identifikasi Pertahanan Udara

Video propaganda yang muncul di aplikasi media sosial Tiongkok menggambarkan situasi militer yang intens.

Salah satunya menjadi berita utama bulan lalu setelah menunjukkan rudal menghantam pangkalan militer yang menurut para analis sangat mirip dengan fasilitas AS di Guam.

Pemirsa yang bermata tajam kemudian mencatat beberapa adegan yang tampaknya diambil dari film blockbuster Hollywood seperti The Hurt Locker dan Transformers: Revenge of the Fallen.

Yang lainnya menunjukkan tentara Tiongkok berlari melalui hutan.

Baca Juga: Sulit Bergembira meski Musuh Sedang Lemah, China Justru 'Gemetaran' Usai Donald Trump Positif Covid-19, Kenapa?

Analis Beijing Steven Lee Myers menggambarkan video tersebut sebagai "tidak menyenangkan" yang mengklaim materi semacam itu dapat memicu tindakan lebih lanjut.

Lee Myers memperingatkan di New York Times minggu ini "lebih banyak pemboman yang akan datang" dari China terkait video propagandanya.

Sementara mantan pejabat Pentagon Joseph Nye bahkan telah memperingatkan hubungan AS-China "berada di titik terendah dalam 50 tahun".

China telah menjadi titik fokus bagi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang saat ini berada di Jepang untuk membahas "masalah mendesak di kawasan Indo-Pasifik," menurut Departemen Luar Negeri AS.

Baca Juga: Ketiban Sial, Kamboja Terjebak di Tengah Bentrok AS dan China atas Perebutan Pangkalan Militer Laut China Selatan

Akhir bulan lalu, Pompeo berada di Vatikan untuk membahas kebebasan beragama dengan para pemimpin Gereja. Di sana, dia menyebut China sebagai "semakin represif".

"Tidak ada kebebasan beragama yang diserang lebih dari yang ada di China saat ini."

Dan beberapa hari lalu, Departemen Luar Negeri AS merilis pernyataan yang mengutuk penangkapan lebih dari 80 pengunjuk rasa Hong Kong pada awal bulan ini.

Morgan Ortagus, Juru Bicara Departemen, berkata: "Dengan menekan opini publik yang damai, pemerintah Hong Kong sekali lagi menunjukkan keterlibatannya dengan pengusiran otonomi dan kebebasan rakyat Hong Kong oleh Partai Komunis China."

Baca Juga: Ketiban Sial, Kamboja Terjebak di Tengah Bentrok AS dan China atas Perebutan Pangkalan Militer Laut China Selatan

Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying pekan lalu menerbitkan pernyataan yang menyangkal "tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi dan berserikat" dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur.

Wang Wenbin, pejabat kementerian lainnya, pekan lalu mengutuk baik Presiden AS Donald Trump dan kandidat oposisi Joe Biden karena mengangkat China dalam debat presiden AS.

“Kami dengan tegas menentang kandidat presiden AS yang menyeret China ke dalam pemilihan mereka. Seperti yang dibuktikan oleh fakta, tuduhan AS terhadap China tidak berdasar," kata Wang.

(Khaerunisa)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: Provokasinya di 'Medan Tempur' Laut China Selatan Seolah Tak Cukup, China Juga Gunakan Media Ini sebagai Propaganda, Makin Tingkatkan Ketegangan

Source : Intisari Online

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest