Kunjungan itu dilakukan ketika para menteri luar negeri dari 10 anggota blok ASEAN yang mencakup Indonesia dan Malaysia memulai konsultasi regional tahunan pada hari Rabu (9/9), dengan gesekan AS-China, termasuk di Laut China Selatan, diharapkan menjadi agenda.
Pertemuan ASEAN dilakukan secara virtual akibat pandemi covid-19, dengan Vietnam sebagai ketuanya.
Sementara itu, diplomat senior China, Penasihat Negara Wang Yi, mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat secara langsung melakukan intervensi dalam sengketa teritorial dan maritim di Laut China Selatan karena kebutuhan politiknya sendiri, Reuters melaporkan.
AS menjadi pendorong militerisasi terbesar di kawasan tersebut, ungkap Wang dalam konferensi video dengan para menteri luar negeri di KTT ASEAN.
“Perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan strategis terbesar China di Laut China Selatan. Itu juga merupakan aspirasi strategis bersama dari China dan negara-negara Asean,'' katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs kementerian luar negeri, seperti dikutip oleh Reuters.
Terkait hubungan Indonesia-China, pejabat Jakarta mengatakan bahwa hubungan bilateral telah ditandai dengan proyek yang saling menguntungkan, seperti proyek industri nikel joint-venture di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.
Namun ada juga beberapa insiden perbatasan laut yang menegangkan antara kedua negara, yang telah dikelola oleh Jakarta dan Beijing.
Indonesia telah berulang kali menekankan kedaulatannya atas wilayah di utara Kepulauan Natuna, di mana dikatakan telah terjadi perambahan oleh kapal China dan Vietnam selama bertahun-tahun.
Bahkan kapal China kembali terdeteksi di Natuna belum lama di bulan September ini.