Pengacara kondang itu mencatat bahwa persidangan Turki sedang diadakan "in absentia" karena semua orang tahu bahwa Arab Saudi tidak akan membiarkan para terdakwa menghadapi persidangan di Turki.
"Namun demikian, saya pikir ini penting. Saya ingin mencatat bahwa para terdakwa diwakili, bahwa mereka telah ditugaskan sebagai pengacara yang ditugaskan negara,"ujarnya.
Pejabat PBB itu yakin, persidangan akan lebih adil dilakukan di Turki daripada di Arab Saudi.
Pengadilan Turki sendiri pada 3 Juli lalu telah memulai persidangan kasus tersebut, dengan mendaftarkan 20 warga negara Saudi sebagai tersangka dalam pembunuhan Khashoggi.
Pembunuhan Khashoggi, yang merupakan penduduk Amerika Serikat, memicu reaksi dunia terhadap Arab Saudi dan menyebabkan kerusakan citra MBS di arena internasional.
Mengutip Aljazeera, CIA dilaporkan menyimpulkan bahwa putra mahkota memerintahkan pembunuhan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pemerintah di Riyadh.
Baca Juga: Sosrokartono, Kakak Kartini Nan Jenius yang Menguasai 26 Bahasa Sampai Jadi Wartawan Pribumi Pertama
Agnes Callamard, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang eksekusi di luar hukum, ringkasan atau sewenang-wenang, menunjukkan bahwa MBS dan pejabat senior Saudi lainnya bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, dalam laporan investigasi yang diterbitkan pada Juni 2019.
"Di sini, para korban didengar dengan cara yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Kami memiliki ruang di mana para saksi diminta untuk berbicara di bawah sumpah, dan yang memberi jauh lebih banyak legitimasi dan kekuatan untuk pernyataan mereka," katanya kepada wartawan di luar pengadilan pada Jumat (10/7).
"Ini [persidangan] penting untuk pengungkapan kebenaran karena lebih banyak informasi yang muncul, dan akan lebih banyak informasi lagi yang muncul," katanya, menekankan bahwa pembunuhan itu adalah "eksekusi negara".
Baca Juga: Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter