Follow Us

Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter

Seto Ajinugroho - Sabtu, 16 Mei 2020 | 09:00
Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter
Saudi Press Agency

Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter

Sosok.ID - Bisa dipastikan sebelum wabah corona datang, Arab Saudi dikenal sebagai negara bebas.

Sudah bebas pajak, pemerintah Raja Salman juga memberikan subsidi setiap bulannya kepada warga Saudi.

Namun kini warga Saudi harus banting tulang lebih keras pasalnya subsidi dihapuskan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) negara itu dinaikkan dari 5 persen ke 15 persen.

Keputusan ini diambil setelah harga minyak dunia anjlok hampir 50 persen dibanding harga tahun lalu, yang mengurangi pendapatan pemerintah Arab Saudi sampai 22 persen dan memaksanya menunda beberapa proyek besar.

Laba bersih Saudi Aramco, perusahaan minyak milik pemerintah, jatuh 25 persen pada kuartal pertama tahun ini, terutama karena jatuhnya harga minyak mentah.

Baca Juga: Genap 5 Tahun Seorang Pria Benturkan Kepalanya ke Pohon Setiap Hari Hingga Gegerkan Negaranya, Alasannya Bikin Heran Netizen!

"Keputusan ini mencerminkan perlunya Arab Saudi mengurangi pengeluaran dan mencoba menstabilkan harga minyak yang sekarang lemah," kata analis negara-negara Teluk Arab, Michael Stephens.

"Ekonomi Arab Saudi sekarang buruh dan mereka butuh waktu yang tidak sebentar untuk kembali ke normal." Covid-19 merusak ekonomi Arab Saudi, yang sebagian besar bergantung pada jutaan pekerja migran dengan keahlian rendah dari negara Asia lainnya, dan banyak di antara mereka tinggal di lingkungan padat penduduk yang tidak bersih.

Sementara itu, Putra Mahkota Arab, Muhammad bin Salman, meski masih populer di dalam negeri, kini menjadi momok di Barat yang tetap menduga ia berperan dalam pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Kepercayaan investor internasional belum sepenuhnya pulih setelah Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh orang suruhan pemerintah di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2018.

Perang di negara tetangga Yaman, yang telah berlangsung selama lebih dari lima tahun, juga turut menipiskan cadangan uang pemerintah meskipun belum diketahui apa keuntungan memenangkan perang tersebut bagi Arab.

Arab juga masih berseteru dengan Qatar, dan itu merenggangkan persatuan Dewan Kooperasi Negara-Negara Teluk Arab (GCC) yang terdiri dari enam negara.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest