Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kematian George Floyd, Kepala Polisi AS Punya Nyali Marahi Trump: Jika Tak Bisa Berpendapat, Tutup Mulutmu!

Rifka Amalia - Selasa, 02 Juni 2020 | 20:35
Kematian George Floyd dan sejarah panjang rasisme di Minneapolis, AS
Franscesco Prandoni/National Geographic

Kematian George Floyd dan sejarah panjang rasisme di Minneapolis, AS

Dia menambahkan, "Ini bukan tentang dominasi, ini tentang memenangkan hati dan pikiran."

Acevado juga meminta Trump untuk tidak membahayakan nyawa kaum muda.

Sebab dalam aksi protes yang rusuh itu, ia menempatkan banyak polisi laki-laki dan perempuan di usia awal 20an tahun di situasi yang sangat berisiko.

Baca Juga: Walau Amerika Sudah Lepas Tangan, Inggris Akan Tetap Mendukung Kemerdekaan Hong Kong dari China

Art Acevedo mengatakan, dirinya tidak ingin masyarakat bingung dan tidak bisa membedakan antara kebaikan dengan kelemahan.

“Kalau Anda tidak punya sesuatu untuk dikatakan, seperti Forrest Gump, jangan bicara. Itu adalah prinsip dasar kepemimpinan, dan saat ini kita lebih membutuhkan kepemimpinan dari sebelumnya,” ungkapnya.

George Floyd dan polisi yang menindihnya dengan lutut.

George Floyd dan polisi yang menindihnya dengan lutut.

Sebelumnya, ketika protes meningkat di seluruh Amerika Serikat, beberapa polisi berlutut dan berjalan dalam solidaritas dengan demonstran, mengutuk kematian Floyd.

Banyak pejabat negara termasuk Gubernur California juga telah menolak seruan Trump untuk 'mendominasi'.

Baca Juga: Semakin Memanas, Rusia Kirim 14 Jet Tempur Jenis MiG 29 dan SU-24, AS Ogah Kalah Hingga Terjunkan Pasukan Khusus di Tunisia, Ada Apa?

Protes di Amerika telah menjalar di lusinan kota.

Aksi itu berujung pada kekerasan dan penjarahan yang mengkhawatirkan.

Source :CNNNPRThe Quint

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x