Sosok.ID - Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (23/2) hingga Selasa (25/2) mengakibatkan banjir.
Ironisnya, banjir terjadi merata di hampir seluruh wilayah Ibukota Negara Indonesia.
Melansir Kompas.com, kondisi terparah dilaporkan berada di kawasan Jakarta Timur dengan ketinggian air banjir mencapai 3 meter, di Cawang, Jakarta Timur.
Air juga masuk ke kompleks Istana Kepresidenan pada Selasa subuh.
Seolah tak kenal kasta, banjir main nyelonong mampir ke rumah orang nomor satu di Indonesia ini.
"Istana Banjir," ungkap Sekretaris Kabinet Pramono Anung lewat pesan singkat pada wartawan, Selasa (25/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Banjir terlihat menggenangi Masjid Baiturrahim yang terletak persis di samping Istana Merdeka.
Dalam video yang dibagikan Pramono, tampak air setinggi mata kaki orang dewasa.
"Video dan foto dari petugas Istana," kata Pramono.
Untungnya, genangan air di kompleks Istana kepresidenan tidak bertahan lama.
Pada Selasa pagi, banjir di Istana dikatakan sudah surut.
Tidak ada lagi genangan, ini sekitar pukul 07.00 WIB," kata Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin sambil membagikan foto terbaru kondisi Istana.
Ini bukanlah kali pertama Istana Negara kebanjiran.
Pada 2015 silam, banjir juga masuk ke kompleks Istana Kepresidenan.
Sekitar tujuh orang petugas kebersihan terlihat sibuk mengeluarkan genangan air dari dalam kompleks orang nomor satu negeri itu (9/2/2015).
Saat itu, gedung Wisma Negara yang merupakan tempat tinggal Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana juga kebanjiran.
Beruntungnya, saat banjir terjadi Presiden dan Ibu Negara masih berada di Filipina dlam rangka kunjungan kenegaraan.
Kala itu, DKI Jakarta masih dipimpih oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Presiden lantas segera memanggil Gubernur yang bertugas untuk menangani masalah banjir Jakarta.
Di tahun 2013, Istana juga banjir.
Kala itu, Gubernur yang menjabat masih Joko Widodo, sementara Presidennya adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden SBY saat itu segera memanggil Gubernur DKI Jakarta Jokowi terkait imbas banjir Ibu Kota.
Menurut Jokowi, Presiden menyampaikan, ia tidak perlu memikirkan kondisi Istana yang kebanjiran. Sebab, saat ini yang terpenting adalah kondisi masyarakat yang menjadi korban banjir.
Presiden SBY kala itu bahkan sampai menggulung celananya untuk menembus banjir.
Adapun kini, di tahun 2020, kompleks Istana Kepresidenan kembali banjir.
Ratusan titik banjir menggenangi wilayah Ibukota dan hampir merata.
Hujan yang mengguyur Jabodetabek menyebabkan sejumlah akses jalan dan tol terputus. Salah satunya akses jalur dari Kalimalang ke Bekasi terputus.
Sementara di Jakarta Timur, sebanyak 30 ruas jalan terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi.
PT PLN (Persero) juga memadamkan sejumlah 326 gardu listrik di wilayah terendam banjir.
"Demi keselamatan warga yang sedang mengalami banjir sejak petugas PLN mulai mengamankan aliran listriknya agar tidak dialirkan terlebih dahulu ke lokasi-lokasi yang terendam banjir," kata General Manager PLN UID Jakarta Raya Ikhsan Asaad, Selasa (25/2).
Ikhsan menghimbau pada masyarakat untuk menyelamatkan alat-alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi dan aman, memutus saluran listrik dengan stop kontak, dan mematikan listrik dari Miniature Circuit Breaker (MCB).
Serta dapat menghubungi Contact Center 123 atau kantor PLN terdekat untuk memadamkan daerah terdampak banjir," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dari informasi yang ia terima, lebih dari 200 RW di Ibukota terdampak banjir.
"Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan," ucap Anies saat memantau Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa pagi.
Namun kala ditanya soal antisipasi Pemprov DKI, Anies enggan berkomentar.
"Cukup," kata Anies sambil berjalan meninggalkan para wartawan.
(*)