Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Buntut Bombardir Rudal Iran di Irak, Lebih dari 100 Tentara AS Didiagnosis Cedera Otak Traumatis Meski Donald Trump Sempat Klaim: Tak Ada Orang Amerika yang Dirugikan

Rifka Amalia - Selasa, 11 Februari 2020 | 18:15
Serangan rudal Iran pada 8 Januari 2020 lalu membawa petaka bagi pasukan AS, lebih dari 100 pasukan AS menderita cedera otak traumatis.
Spc. Derek Mustard/en.wikipedia.org

Serangan rudal Iran pada 8 Januari 2020 lalu membawa petaka bagi pasukan AS, lebih dari 100 pasukan AS menderita cedera otak traumatis.

CNN kemudian melaporkan pada 28 Januari bahwa 50 anggota layanan AS telah didiagnosis dengan TBI.

Departemen Pertahanan mengumumkan pada 30 Januari bahwa jumlah itu meningkat menjadi 64 pasukan.

Sekarang, menurut Reuters, jumlahnya lebih dari 100, menurut seorang pejabat AS yang mengkonfirmasi laporan Reuters ke ABC News.

Pentagon menggunakan istilah "TBI" atau yang biasa disebut dengan "gegar otak," yang diklasifikasikan sebagai cedera otak traumatis ringan.

Meskipun begitu, Michael Kaplen, seorang pengacara cedera otak dan dosen di The George Washington University Law School, mengungkapkan tak ada yang namanya istilah cedera otak ringan.

Baca Juga: Beredar Video Detik-Detik Pesawat Ukraina Airlines 752 Terhantam Rudal Iran di Udara! Ini Videonya!

"Tidak ada yang ringan tentang cedera otak," ungkapnya, dikutip dari Insider.

"Istilah 'ringan' benar-benar keliru ketika menyangkut cedera otak traumatis"

"Ini telah disalahgunakan untuk mengkarakterisasi apa yang dimaksud dengan cedera otak dalam hal konsekuensinya," jelasnya.

"Ini meremehkan cedera yang sangat serius dan signifikan."

Presiden bukan hanya satu kali meremehkan dilaporkan.

Baca Juga: Pesawat Ukraina Jatuh Terbakar di Iran Hingga Tewaskan 170 Penumpang, Sempat Ada Larangan Terbang Gegara Serangan Roket Milik AS, Kena Tembakan Rudal?

Source : Bussines Insider

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x