Gegerkan Warga Gegara Kemunculannya yang Tiba-tiba, Lokasi Keraton Agung Sejagat Malah Jadi Objek Wisata Dadakan, Batu Prasasti Jadi Benda Favorit untuk Diajak Selfie

Selasa, 14 Januari 2020 | 18:45
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati

Batu prasasti dijadikan sebagai objek selfie dan keramaian pengunjung di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (14/1/2020).

Sosok.id - Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kemunculan sekelompok orang yang mengaku sebagai kerajaan baru yang disebut sebagai Keraton Agung Sejagat.

Tentu saja hal ini seketika menjadi perbincangan dan viral di media sosial.

Masyarakat yang penasaran pun berbondong-bondong mengunjungi lokasi kerajaan tersebut.

Rasa penasaran warga akan kehadiran secara tiba-tiba adanya Keraton Agung Sejagat (KAS) di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah semakin memuncak.

Baca Juga: Penasehat Keraton Agung Sejagat Minta AS Kembalikan Kepemilikan Dunia Sesuai Perjanjian Majapahit, Gubernur Jateng: Pemerintah Purworejo Harus Minta Klarifikasi

Pantauan di komplekKeraton Agung Sejagat Purworejo, banyak warga datang silih berganti untuk melihat langsung seperti apa bentuk Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo.

Bahkan banyak dari mereka yang memanfaatkannya untuk berselfie ria di area yang dianggap sebagai Keraton tersebut.

Salah seorang pengunjung bernama Erlinda (27), mengaku penasaran dengan pemberitaan viral tentang keberadaan Keraton Agung Sejagat.

"Penasaran karena sudah viral, katanya mau mendirikan kerajaan atau keraton. Tapi harapan saya agar ini di selidiki supaya jelas seperti apanya," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Baca Juga: Ngaku Sebagai Penerus dan Bakal Lanjutkan Majapahit yang Runtuh 500 Tahun Lalu, Keraton Agung Sejagat di Purworejo Bikin Resah Warga, Penasehat Keraton Tegaskan KAS Bukan Aliran Sesat

Erlinda berfoto di area batu tulis yang dianggap sebagai prasasti.

Banyak juga yang berfoto di area kolam atau sendang kamulyan yang berjarak tidak jauh dari bangunan keraton.

Menanggapi kehebohan munculnya Keraton Agung Sejagat (KAS) yang membuat resah dan heboh masyarakat, Wakapolres Purworejo, Kompol Andis Arfan mengatakan pihaknya masih melakukan koordinasi.

"Kita dari pihak Polres sudah berkoordinasi dengan Pemda, Dandim, untuk sama-sama meminta klarifikasi kepada yang bersangkutan," ujar Wakapolres.

Baca Juga: Geger! Lambang Singgasana Keraton Agung Sejagat Ternyata Bukan Simbol Sembarangan, Ini Maknanya!

Pengakuan punggawa Keraton Agung Sejagat

Salah seorang anggota atau yang disebut sebagai punggawa Keraton Agung Sejagat, mengungkapkan kisahnya masuk menjadi bagian dari keraton.

Puji mengaku bergabung dengan Kerajaan Agung Sejagat sejak 2015.

Dia bergabung karena adanya ajakan dari Sinuhun atau Totok Santoso Hadiningrat.

Baca Juga: Niat Ingin Nikmati Suasana Keraton Yogyakarta di Malam Hari, Mahasiswi Ini Justru Berlari Sambil Menangis Hingga Pihak Kraton Ikut Turun Tangan, Ini Penyebabnya!

Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat menurutnya adalah trah Eyang Hanyokrokusumo.

Puji diajak oleh Sinuhun bersama dengan suaminya.

Dia bertugas seperti penyambut tamu, persis berada di depan pintu masuk keraton.

Sedangkan suaminya, bertugas di depan pintu gerbang keraton sekaligus mencatat daftar hadir para pengunjung.

Baca Juga: Wiranto Ternyata Memiliki Darah Pasukan Elite Keraton, Legiun Mangkunegaran

Ia mengungkapkan, anggota Kerajaan Agung Sejagat berasal dari berbagai daerah, di antaranya Purbalingga dan Wonosobo.

Tetapi banyak juga yang warga asli Purworejo.

Puji mengungkapkan, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat kerap menguraikan sejarah.

"Nenek moyang saya menceritakan jika, akan ada istilahnya 'pasar ilang kumandange'dan percaya akan kedatangan Kaisar Sinuhun yang merupakan titisan keturunan eyang Majapahit," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Baca Juga: Asyik Berenang di Sungai, Bocah 9 Tahun Tiba-tiba Dicaplok Buaya, Berhasil Lolos dari Maut Berkat Aksi Heroik sang Kakak yang Lakukan Ini pada sang Predator

Para punggawa termasuk juga Puji percaya jika dulunya daerah Pogung yang saat ini dijadikan keraton tersebut dilewati sebuah kereta kencana dan merupakan bekas keraton.

"Makanya dipilih di sini karena ada kisah seperti itu.

Bahasanya adalah 'ndililah' atau kebetulan dan membuat para pengikut percaya dengan panggilan alam," ungkapnya.

Puji mengaku selama menjadi punggawa tidak ada iuaran atau dana yang keluar selama masuk kerajaan.

Baca Juga: Nunung Pakai Sabu Karena Depresi , Kesaksiannya dalam Sidang Kurir Narkoba Terkini: Pokoknya Saya Beli Rp 2,6 Juta untuk Dua Gram

"Paling kalau keluar uang kalau kita berangkat ke sini naik motor, bensinnya sendiri," jelasnya.

Terkait dengan keterlibatan Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dalam organisasi JOGJA-DEC, Puji menerangkan, DEC adalah bagian dari fahsal-fahsal di bawah kekuasaan Kerajaan Keraton Agung Sejagat.

"DEC itu bagian dari keraton tujuannya adalah untuk mensejahterakan keluarga, utamanya adalah sandang pangan papan," ungkap Puji.

Adapun, kondisi keramaian pengunjung sekarang yang mendatangi keraton menurutnya adalah bagian dari keinginan sekaligus bukti bahwa Kerajaan Keraton Agung Sejagat terbuka.

Baca Juga: Kembarannya Tak Sempat Lihat Dunia, Bayi Delfa Sudah Tertahan di RS Selama 3 Bulan Gegara Orang Tua Tunggak Biaya Persalinan, sang Anak Terancam di Adopsi

Ketika ditanya terkait bagaimana pembiayaan dalam sistem kerajaan, termasuk seragam, menurut Puji, semuanya menggunakan biaya sendiri.

"Tidak ada janji-janji, paling adalah wejangan seperti menceritakan sejarah Jawa, dan misinya adalah menyejahterakan masyarakat dalam hal sandang pangan papan," pungkasnya. (Tribunjateng/jati)

Nama Ratu adalah ibunda Raja Hayam Wuruk

Publik Indonesia tengah digegerkan dengan keberadaan kerajaan baru yang dinamai Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo.

Baca Juga: Kembarannya Tak Sempat Lihat Dunia, Bayi Delfa Sudah Tertahan di RS Selama 3 Bulan Gegara Orang Tua Tunggak Biaya Persalinan, sang Anak Terancam di Adopsi

Betapa tidak, sang pemimpin kerajaan, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat - Kanjeng Ratu Dyah Gitarja mengklaim menguasai seluruh dunia.

Keduanya juga mengklaim jika merupakan pewaris takhta Majapahit.

Kerajaan mereka terletak di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo.

Di lokasi yang mereka sebut sebagai "keraton", Totok dan pengikutnya kerap menggelar acara "acara" kerajaan.

Baca Juga: Hanya Gegara Game Online, Bocah 13 Tahun Ini Disekap Tanpa Sehelai Benang oleh Ayah Kandung di Kandang Ayam, Berhasil Kabur Lompati Pagar Setinggi 3 Meter dengan Kaki Terborgol Setelah Lakukan Cara Ini

Menilik dari sejarah, memang ada hubungan antara nama Dyah Gitarja dengan Majahapit.

Dyah Gitarja merupakan ibunda dari raja Hayam Wuruk.

Hayam Wuruk yang memimpin Majapahit pada periode 1350-1389 itu membawa kerajaannya ke masa keemasan.

Dyah Gitarja bersuamikan Cakradhara yang kemudian bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel.

Baca Juga: Digosipkan Gagal Naik Pelaminan Gegara sang Pacar Berpaling ke Anak Mantan Menteri, Komedian Ini Baru Nikah 6 Tahun Pasca sang Mantan Berumah Tangga

Sebelum Hayam Wuruk naik takhta, Dyah Gitarja, adalah Ratu Majapahit yang dikenal dengan nama Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Selain ibunda raja terbesar Majapahit, Dyah Gitarja juga merupakan anak pendiri kerajaan tersebut, Raden Wijaya.

Tribhuwana jadi Ratu Majapahit setelah kakaknya, Jayanagara meninggal tanpa punya keturunan pada 1328.

Mengutip dari Wikipedia, Tribhuwana turun takhta pada 1350 bersamaan dengan meninggalnya sang ibu, Gayatri.

Baca Juga: Baru 5 Hari Nikmati Momen Pengantin Baru, Aktor Ini Pasrah Dijemput Polisi Gegara Nekat Nikah Siri dengan Anak Mantan Menteri Tanpa Restu

Selain istri Raden Wijaya, Gayatri adalah putri bungsu Sri Maharaja Kertanegara, raja terakhir Singhasari.

Sumpah Palapa

Pada masa Tribhuwana mempimin Majapahit, banyak peristiwa penting yang terjadi.

Sebagai seorang ratu, Tribhuwana pernah menjadi panglima dalam penumpasan pemberontakan daerah Sadeng dan Keta.

Baca Juga: Sengkongkol Siksa dan Bunuh Anak Kandung Sendiri Tanpa Alasan Jelas, Pasutri Ini Terancam Dihukum Seumur Hidup dan Cambuk, sang Suami Memiliki Kecerdasan di Bawah Rata-rata

Kala itu, Tribhuwana didampingi sepupunya, Adityawarman.

Pada masa Majapahit di bawah kekuasaan Tribhuwana pulalah, Gajah Mada mengucap sumpah terkenalnya, Sumpah Palapa.

Di masa pemerintahan Dyah Gitarja itu pulalah, Majapahit mulai memperluas wilayahnya sebagai upaya mewujudkan Sumpah Palapa Gajah Mada.

Saat Tribhuwana Wijayatunggadewi digantikan putranya, Hayam Wuruk, perluasan Majapahit terus dilakukan.

Baca Juga: Baru Menikah Sudah Pamer Foto USG, Musisi Ini Ngaku Bisa Bercinta 11 Kali Hanya dalam Semalam, Ternyata Ini Rahasianya

Namun Gajah Mada lalu disusul Hayam Wuruk meninggal dunia, kerajaan terbesar di Nusantara itu pun meredup hingga keruntuhannya di 1478.

Kini nama Dyah Gitarja menghebohkan jagat maya Indonesia di mana ia bersama suaminya, Totok Santoso Hadiningrat mengklaim sebagai keturunan Majapahit.

Berdasarkan informasi mereka telah memiliki 425 orang pengikut.

Bikin Heboh Yogya

Baca Juga: Dukung Aksi Nekat sang Ibu yang Sudah 12 Tahun Menjanda, Pria Ini Nikahi Ibunya Sendiri dan Inces Hingga Hamil, Ditentang Kades Malah Pindah Desa

Sebelum bikin geger dengan KAS, Totok ternyata pernah "berulah" beberapa tahun silam.

Dilansir tribunjogja.com, Totok merupakan Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja Development Commitee (DEC).

DEC merupakan organisasi yang kala itu disebut-sebut mirip dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Pada koferensi pers di Ndalem Pujokusuman, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta Jumat (11/3/2016) silam, Totok menjanjikan bakal memberi 100-200 dolar Amerika Serikat (AS) ke tiap anggotanya.

Baca Juga: Merdunya Duet Bunda Lina dan Teddy Diawal Pertemuan Tak Semerdu Kisah Cinta Keduanya, Teddy Mengaku Rindu Hingga Ingin Teriak Tiap Hari Jumat Tiba

Dana kemanusiaan itu, lanjut Totok, disalurkan melalui koperasi yang akan dibentuk.

Totok menyebut, dana itu berasal dari lembaga keuangan tunggal dunia yang bernama Esa Monetary Fund.

Lembaga yang disebut Totok punya uang tak terbatas itu berpusat di Swiss.

"Namun semua program tadi akan kami mulai tahun 2017 nanti karena sekarang masih dalam proses perizinan," kata dia kala itu.

Baca Juga: Dituduh Istri Main Serong dengan Wanita Lain Hingga Viral di Medsos, Ketua DPRD Probolinggo Ungkap Fakta yang Sebenarnya: Itu Masalah Internal Keluarga

Dilanjutkannya, untuk mempermudah penyaluran, DEC menargetkan akan mendirikan koperasi di tiap desa di DIY.

Totok juga mengklaim jika telah lebih dari 10 ribu orang yang mendaftar.

Mereka menargetkan bisa merekrut 500 ribu anggota hingga nanti menjalankan program pada tahun 2017.

Tak Jelas

Baca Juga: Terpisah Sejak Bayi, Dua Gadis Kembar Ini Akhirnya Bisa Bertemu di Usia 16 Tahun Berkat Media Sosial, Fakta Mengejutkan Diungkap Orang Tua Masing-masing

Namun apa yang dijanjikan Totok dan DEC tak juga jelas.

Di akhir 2017, mengutip dari pemberitaan pitunews.com, sejumlah anggota Jogja DEC justru mengaku kecewa dan mundur teratur dari kepengurusan organisasi.

Namun demikian, masih ada anggota yang tetap bertahan jadi pengurus organisasi itu.

Alasan banyaknya pengurus yang mundur karena ketidakjelasan mengenai biaya.

Baca Juga: Sadar Diri Keluarga Istri Jauh Lebih Kaya, Presenter Ini Sempat Ajukan Perjanjian Pranikah, sang Istri Sampai Nangis di Depan Orang Tua: Aku Nikahi Kamu Karena Sayang

Tiap kegiatan, seperti yang dikatakan pengurus yang tak mau namanya disebutkan, ia harus bayar sendiri.

Bukan hanya untuk kegiatan, namun juga ada setoran ini dan itu. (Galih Pujo Asmoro)(Permata Putra Sejati)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kerajaan Agung Sejagat Purworejo Jadi Objek Wisata Dadakan, Batu Prasasti Jadi Favorit Selfie

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Tribun Jateng

Baca Lainnya