Follow Us

Didepak hingga Keberadaannya Disembunyikan, Aung San Suu Kyi Resmi Dipenjara oleh Junta Militer Myanmar, Dunia Internasional Gempar!

Rifka Amalia - Selasa, 07 Desember 2021 | 20:30
Ilustrasi - Aung San Suu Kyi, Militer Myanmar
Kolase Tribun Manado

Ilustrasi - Aung San Suu Kyi, Militer Myanmar

Persidangan di Naypyidaw ditutup untuk media, sementara militer melarang pengacara Aung San Suu Kyi berkomunikasi dengan media dan publik.

Baca Juga: Sangat Keji, Tentara Menghancurkan dan Membakar Persediaan Beras untuk Rakyat Terlantar di Myanmar

Tindakan yang keterlaluan

Kasus-kasus lain terhadap pemenang Hadiah Nobel Perdamaian termasuk beberapa tuduhan korupsi, pelanggaran undang-undang rahasia negara, dan undang-undang telekomunikasi yang bersama-sama membawa hukuman maksimum lebih dari 100 tahun penjara.

Pendukungnya mengatakan kasus itu tidak berdasar dan dirancang untuk mengakhiri karir politiknya dan mengikatnya dalam proses hukum sementara militer mengkonsolidasikan kekuasaan.

Aung San Suu Kyi membantah semua tuduhan itu.

Penyelidik hak asasi manusia PBB di Myanmar mendesak negara-negara pada hari Senin untuk meningkatkan tekanan ekonomi pada para jenderal Myanmar setelah hukuman diumumkan.

Baca Juga: Kekejaman Junta Militer Myanmar Mengingatkan pada Pembantaian Etnis Muslim Rohingya, Sengeri Ini Kondisinya!

“Hukuman hari ini menunjukkan mengapa komunitas internasional harus mengambil tindakan yang lebih kuat untuk mendukung rakyat Myanmar dengan menolak pendapatan junta dan senjata yang mereka butuhkan untuk melanjutkan cengkeraman tidak sah mereka pada rakyat Myanmar,” Thomas Andrews, mantan anggota kongres AS yang bertugas di pos independen, kata dalam sebuah pernyataan.

“Saya menyerukan kepada Negara-negara Anggota untuk secara signifikan meningkatkan tekanan pada junta sebagai akibat dari tindakan keterlaluan ini.”

Putri pahlawan kemerdekaan Myanmar dari pemerintahan kolonial Inggris, Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun di bawah tahanan rumah di bawah rezim militer sebelumnya.

Dia dibebaskan pada 2010 dan memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan telak dalam pemilihan 2015.

Source : Al Jazeera

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest