Sosok.ID - Negara-negara Asia Tenggara sedang mendiskusikan untuk tidak mengundang kepala junta Myanmar ke pertemuan puncak akhir bulan ini.
Dikutip dari Reuters, seorang utusan reginoal pada Rabu (6/10/2021) mengatakan, hal ini dikarenakan kurangnya kemajuan pada peta jalan yang disepakati untuk memulihkan perdamaian di Myanmar.
Diketahui, Myanmar sedang dalam kekacauan akibat kudeta sejak 1 Februari 2021 lalu.
Erywan Yusof, utusan khusus blok untuk Myanmar, mengatakan pada konferensi pers bahwa kelambanan junta pada rencana lima poin yang disepakati pada bulan April dengan ASEAN adalah "sama saja dengan mundur".
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta 1 Februari yang dipimpin oleh panglima militer Min Aung Hlaing.
Kudeta itu mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif dan kembalinya kekuasaan militer telah memicu kemarahan di dalam dan luar negeri.
Erywan, menteri luar negeri kedua ketua ASEAN Brunei mengatakan, blok itu sedang dalam "pembahasan mendalam" tentang tidak mengundang junta untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak virtual pada 26-28 Oktober, setelah masalah itu diangkat oleh Malaysia dan beberapa anggota negara lainnya.
“Hingga hari ini belum ada kemajuan pelaksanaan musyawarah mufakat lima poin, dan ini menimbulkan kekhawatiran,” kata Erywan.
Juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun tidak menanggapi komentar, dseperti diberitakan Reuters.
Pekan lalu dia mengatakan pada konferensi pers bahwa Myanmar bekerja sama dengan ASEAN "tanpa mengorbankan kedaulatan negara".