Unit-unit yang memperoleh personel antara lain berada di bawah angkatan udara, pasukan roket, dan pasukan pendukung strategis, kata sumber itu.
“Unit pasukan lintas udara PLA ditingkatkan dari tingkat divisi menjadi brigade, sementara jumlah pilot juga ditingkatkan untuk mendukung lebih banyak jet tempur generasi baru seperti J-20, J-16, J-10C,” kata sumber tersebut.
Baca Juga: Demen Bikin Onar, Pesawat Y-20 China Dikirim ke Laut China Selatan, Klaim Jaga Perdamaian
Media pemerintah, termasuk corong militer PLA Daily, melaporkan sebelumnya bahwa korps angkatan laut telah diperluas untuk menopang pertahanan jalur kehidupan maritimnya.
The South China Morning Post juga melaporkan sebelumnya bahwa PLA berencana untuk memperluas korps marinirnya dari sekitar 20.000 personel menjadi 100.000, meningkatkan jumlah brigade dari dua menjadi 10.
Beberapa pasukan akan ditempatkan di pelabuhan yang dioperasikan China di Djibouti di Tanduk Afrika. dan Gwadar di Pakistan barat daya.
Tujuan Xi adalah untuk mengubah PLA menjadi kekuatan tempur modern pada tahun 2027, seratus tahun PLA, dan militer kelas dunia yang setara dengan Amerika Serikat pada tahun 2050.
Dalam esai lain dalam buku itu, Liu Yantong, komentator militer lainnya, mengatakan risiko terhadap keamanan China tumbuh karena berada di bawah tekanan teknologi, ekonomi dan politik yang lebih besar dari sejumlah negara lain.
Perbatasan negara juga belum terselesaikan. “Saat ini, kita menghadapi ancaman perang. Tentara perlu segera menyadari bahwa perang mungkin terjadi dalam semalam ... Kita harus sepenuhnya siap dan siap tempur setiap saat,” tulis Liu.
Zhou Chenming, seorang peneliti dari lembaga pemikir ilmu pengetahuan dan teknologi militer Yuan Wang di Beijing, mengatakan PLA berada di bawah tekanan yang meningkat di dalam dan luar negeri karena tantangan datang dari arah yang berbeda.