Sosok.ID - Wakil Menteri Pertahanan Jepang pada Senin (28/6) memperingatkan tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh kolaborasi China dan Rusia.
Dilansir dari Reuters, Rabu (30/6/2021), ia mengatakan perlu untuk "bangun" terhadap tekanan Beijing kepada Taiwan dan melindungi pulau itu "sebagai negara demokratis. "
Berbicara kepada lembaga think tank Hudson Institute, Menteri Pertahanan Yasuhide Nakayama mempertanyakan apakah keputusan banyak negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, untuk mengikuti kebijakan "satu-China" yang telah mengakui Beijing atas Taipei sejak tahun 1970-an akan bertahan atau tidak.
"Apakah itu benar?" tanyanya di acara online, merujuk pada bagaimana generasi mendatang akan menilai pembuat kebijakan tentang masalah ini.
"Aku tidak tahu," tambahnya.
Nakayama mengatakan negara-negara demokratis harus melindungi satu sama lain dan mencatat bahwa dia di masa lalu menyebut Taiwan sebagai "garis merah."
"Jadi kita harus melindungi Taiwan sebagai negara demokratis," katanya.
Nakayama menyebut Jepang dan Taiwan memiliki kedekatan secara geografis, dan menambahkan bahwa jika sesuatu terjadi di Taiwan itu akan mempengaruhi prefektur Okinawa Jepang, di mana pasukan AS dan keluarga mereka bermarkas.
Nakayama menyoroti meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh China di luar angkasa, dalam teknologi rudal, dalam domain siber dan dalam kekuatan nuklir dan konvensional.
Ia juga mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China menjadi semakin "agresif, agresif... (memiliki) pemikiran dan kemauan."