Follow Us

Tiongkok Senggol Indonesia Lagi, Xi Jinping Kirim Surat Ancam RI Gegara Ganti Nama Laut China Selatan Dengan Laut Natuna, Ancaman Perang?

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 03 Desember 2021 | 18:31
Tiongkok Senggol Indonesia Lagi, Xi Jinping Kirim Surat Ancam RI Gegara Ganti Nama Laut China Selatan Dengan Laut Natuna, Ancaman Perang?
SCMP

Tiongkok Senggol Indonesia Lagi, Xi Jinping Kirim Surat Ancam RI Gegara Ganti Nama Laut China Selatan Dengan Laut Natuna, Ancaman Perang?

Ternyata kegiatan tersebut mengusik Tiongkok yang disebut sangat keberatan.

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan kepada Reuters.

Meski tak dibeberkan secara gamblang, salah satu juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia menyiratkan ada ketegangan dari kedua negara.

Baca Juga: Tiongkok Kembali Incar Laut Natuna Utara, RI Buat Gemetar Gegara Umumkan Punya 2 Mini Kapal Induk, Dicap Bisa Buat Indonesia Berdaulat di Lautan!

"Setiap komunikasi diplomatik antarnegara bersifat privat dan isinya tidak dapat dibagikan," dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Selain Muhammad Farhan, tiga orang lainnya yang mengaku juga telah diberi pengarahan tentang masalah tersebut membenarkan adanya surat dari China.

Indonesia mengatakan ujung selatan Laut China Selatan adalah zona ekonomi eksklusif milik kedaulatan Republik Indonesia di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan pada 2017 menamai wilayah itu Laut Natuna Utara.

Namun perubahan nama Laut China Selatan diganti dengan Laut Natuna Utara tersebut membuat Tiongkok meradang.

Baca Juga: Indonesia Kecolongan, Kapal Perang China Kembali Gerilya di Laut Natuna Dengan Bawa Persenjataan Lengkap Termasuk Rudal Eksplosif

Hal itu disebut China karena melanggar batas imajiner yang diyakini oleh Tiongkok sebagai sembilan garis putus-putus.

Meski batas-batas tersebut tak memiliki dasar hukum dalam Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag tahun 2016 silam.

"(Surat itu) sedikit mengancam karena itu adalah upaya pertama diplomat China untuk mendorong agenda sembilan garis putus-putus mereka terhadap hak-hak kami di bawah Hukum Laut," kata Farhan kepada Reuters.

Source : Kompas.com, Reuters, ABC

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest