Sosok.ID - Sebuah tindakan mengejutkan dilakukan militer China baru-baru ini yang disebut menjadi sumber pecahnya perang besar.
Bahkan beberapa negara barat yang tergabung dalam NATO pun langsung memberikan reaksi keras atas apa yang dilakukan oleh Tiongkok tersebut.
Hal itu bermula saat Tentara Pembebeasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan gabungan.
Kegiatan latihan tersebut dilakukan pada hari Selasa dengan tema latihan serangan langsung gabungan.
Yang menjadi sorotan bukanlah latihan tempur tersebut tetapi pemilihan lokasi latihan perang China.
Sebab China menggelar latihan tersebut berada sangat dekat dari wilayah Taiwan yang sebelumnya disebut bakal diserang Tiongkok.
Peristiwa itupun dianggap sebagai provokasi terbuka terhadap Taiwan dan AS sekaligus sekutunya.
Dalam latihan tersebut Komando Teater Timur PLA mengirim kapal perang, pesawat anti-kapal selam dan jet tempur di sekitar wilayah maritim dan udara dekat Taiwan.
Baca Juga: Bentrokan atas Taiwan Percerpat Perang Terbuka di Laut China Selatan
Lebih tepatnya dekat Barat Daya dan Tenggara Pulau Taiwan menjadi titik latihan gabungan China tersebut.
Latihan serangan tembakan langsung sekaligus untuk menguji komando kemampuan operasi gabungan terpadu pasukan, Kolonel Senior Shi Yi, juru bicara Komando Teater Timur PLA mengatakan.
Baru-baru ini, AS dan Taiwan sering berkolusi dan membuat provokasi, mengirimkan sinyal salah yang sangat melanggar kedaulatan China dan sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
"Mereka telah menjadi sumber risiko keamanan terbesar di kawasan itu," kata Shi, seperti dikutip Global Times.
Latihan tersebut merupakan tindakan yang perlu China ambil berdasarkan situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan kebutuhan untuk menjaga kedaulatan nasional negeri tembok raksasa.
"Dan, merupakan tanggapan serius terhadap campur tangan asing dan provokasi oleh pasukan kemerdekaan Taiwan," ungkap Shi.
Baca Juga: China Bersumpah Balas Dendamatas Penjualan Senjata Pertama Joe Biden untuk Taiwan
Komando Teater Timur PLA akan terus meningkatkan kesiapsiagaan perang dan pelatihan terkait, serta bertekad dan mampu menghancurkan setiap kegiatan separatis "kemerdekaan Taiwan".
"Juga, dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial," imbuh Shi.
(*)