China bukanlah negara pertama yang mengeksplorasi serangan gerombolan drone kecil.
Badan penelitian DARPA Amerika sedang mengerjakan Offensive Swarm-Enabled Tactics, atau OFFSET , yang membayangkan manusia sebagai manajer sumber daya drone, menggunakan realitas virtual seperti video game untuk mengontrol formasi ratusan pesawat kecil tak berawak selama pertempuran.
Baca Juga: Ribut Besar, Beijing Klaim Australia dan AS Ingin Ledakkan Perang Segera!
Sebuah tes pada 2018 dari Operasi Kolaborasi DARPA di Lingkungan yang Ditolak (CODE) menunjukkan bagaimana kawanan drone, ketika komunikasi dengan pengontrol manusianya terganggu, masih dapat menemukan dan menyerang target hanya dengan AI dan mengikuti maksud dari rencana misi.
Rusia juga memiliki pengalaman dengan kawanan drone—tetapi sebagai target.
Pada tahun 2018, sekelompok pesawat tak berawak kecil, dipersenjatai dengan bahan peledak, diluncurkan oleh pemberontak Suriah di sebuah pangkalan udara Rusia di Suriah.
Rusia mengklaim telah menembak jatuh tujuh dan membajak link radio mereka untuk menguasai enam lainnya.
Yang sangat menarik tentang kawanan drone China adalah dominasi China dalam produksi drone.
Pabrikan China DJI membuat hampir 80 persen drone yang digunakan di Amerika Serikat dan Kanada (otoritas AS baru-baru ini memperingatkan bahwa robot ini dapat mencuri data dari penggunanya).
Basis manufaktur yang solid seperti itu menempatkan Beijing pada posisi yang kuat untuk membangun sejumlah besar drone serang kecil. (*)