Sosok.ID - Ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat ke titik di mana risiko konflik bersenjata berada pada "titik tertinggi sepanjang masa".
Melansir South China Morning Post, hal itu disampaikan oleh lembaga pemikir yang didukung Beijing.
China Cross-Strait Academy merilis laporan pada hari Rabu (19/5/2021) tentang hubungan di hamparan sempit perairan yang memisahkan China daratan dari Taiwan.
Para peneliti menyimpulkan hubungan China dan Taiwan berada di ambang perang, setelah melihat faktor-faktor termasuk kekuatan militer kedua belah pihak, hubungan perdagangan, opini publik, peristiwa politik dan dukungan dari sekutu.
Lembaga pemikir yang berbasis di Hong Kong itu baru didirikan dan dipimpin oleh Lei Xiying, anggota komite dari Federasi Pemuda Seluruh China yang didukung Partai Komunis.
Kesimpulannya didasarkan pada indeks tingkat risiko konflik bersenjata di seluruh selat, yakni berada di angka 7,21 untuk tahun 2021, pada skala minus 10 hingga 10.
Para peneliti juga melihat faktor yang sama sejak tahun 1950-an untuk menghasilkan indeks risiko komparatif.
Mereka mengatakan pada awal 1950-an, ketika pasukan Nasionalis anti-komunis melarikan diri dari daratan ke Taiwan, indeksnya lebih rendah dari sekarang, di 6,7.
Itu melayang di atas 6,5 untuk sebagian besar tahun 1970-an tetapi turun menjadi 4,55 pada tahun 1978, ketika Washington menjalin hubungan diplomatik formal dengan Beijing.
Risiko konflik juga rendah pada tahun 1990-an, ketika China daratan memulai reformasi ekonomi yang menarik investasi dari seluruh dunia, termasuk Taiwan.