Follow Us

Militer China dan Taiwan di Ambang Perang, Risiko Konflik Bersenjata Saat Ini Terparah Sepanjang Masa: Situasi Meledak Sekarang!

Rifka Amalia - Senin, 24 Mei 2021 | 09:00
(Ilustrasi) China tak main-main dengan ancamannya pada Taiwan
China Daily

(Ilustrasi) China tak main-main dengan ancamannya pada Taiwan

Tetapi laporan itu mengatakan, indeks telah meningkat dengan stabil sejak 2000, ketika Partai Progresif Demokratik yang condong ke arah kemerdekaan mengambil alih kekuasaan di Taiwan, mengakhiri 55 tahun pemerintahan Kuomintang yang bersahabat dengan Beijing.

Pada tahun 2018, indeks itu kembali melewati angka 6. Ketika itu Donald Trump sebagai presiden AS mengambil pendekatan antagonis ke China dan mengejar hubungan yang lebih dekat dengan Taiwan.

Baca Juga: Tiongkok Bakal Makin Kicep di Laut China Selatan Pada Lawan Indonesia, Inilah Kapal Fregat Terbaru yang Bakal Jadi Kekuatan Militer Indonesia, Diproduksi Oleh Anak Bangsa Dibantu Jepang!

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi merupakan pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama ke pulau demokrasi itu.

The Economist bulan ini memberi label Selat Taiwan sebagai "tempat paling berbahaya di Bumi" karena itu adalah masalah teritorial paling sensitif di Beijing dan titik utama perselisihan antara China dan AS.

Beijing mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya sendiri dan belum meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawanya di bawah kendali daratan.

Mereka dibuat marah oleh hubungan yang menghangat antara Washington dan Taipei dan khawatir pemerintahan Taipei dapat memberanikan diri untuk mendeklarasikan kemerdekaan, garis merah bagi Beijing.

Baca Juga: Negara Pasifik Debat Kusir gegara China 'Bantu' Rombak Landasan Bekas Perang Dunia II, Curigai Diam-diam Bangun Pangkalan Militer

Lei, yang mengepalai lembaga pemikir baru tersebut, mengatakan perubahan dinamika politik di Selat Taiwan dan hubungan Washington yang lebih dekat dengan Taipei adalah dua "faktor destruktif" yang meningkatkan risiko konflik.

"Jika tren saat ini terus berlanjut ... penyatuan (Beijing) atas Taiwan secara paksa hanya akan menjadi masalah waktu," katanya.

Lei mengatakan para peneliti akan terus memantau pendalaman hubungan militer antara AS dan Taiwan karena berdampak signifikan pada indeks risiko.

Namun, Lim John Chuan-tiong, mantan peneliti di Akademia Sinica Taiwan, mempermasalahkan apakah situasi saat ini lebih buruk daripada tahun 1950-an, ketika ada konflik bersenjata antara China daratan dan Taiwan.

Source : South China Morning Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest