Ia bertemu dengan kawan-kawan karang taruna di Baturan dan memikirkan tragedi yang disaksikannya.
Tirta menyadari kekejaman tersebut bukanlah hal yang seharusnya.
"Sejak itulah saya tertarik mendalami kedokteran, dan forensik. Lalu mendalami ilmu keuangan," kata dia.
Alasan Tirta mulai mencari tahu tentang ilmu keuangan adalah karena peristiwa Mei 1998 diyakininya terjadi akibat krisis ekonomi.
Setidaknya hal tersebut yang ditemukan Tirta di koran-koran terbitan Mei 1998.
"Kebetulan Papa saya seorang dosen ekonomi, Kenapa (mendalami ilmu keuangan)? Karena di koran-koran saya baca saat itu,kerusuhan terjadi akibat krisis ekonomi dan kerusuhan rasial."
Di kota Solo yang jauh dari Jakarta, peristiwa itu bahkan membekas sangat kejam di benak Tirta.
"Memori 98, membuat saya jadi keras pada diri saya sendiri. Karena saya sudah melihat keberingasan manusia terhadap sesamanya. Dan ngebuat saya tahu, mudahnya orang di provokasi akibat krisis ekonomi," tulis dia.
Tirta lebih lanjut meyakini, dalang di balik kerusuhan Mei 1998, suatu saat pasti akan tertangkap.