Follow Us

Pantas Nyalinya Tak Ciut Meski Ditentang Dunia, Tiongkok Ternyata Punya Ribuan Pasukan Rahasia yang Siaga Kendalikan Laut China Selatan

Dwi Nur Mashitoh - Selasa, 04 Mei 2021 | 17:30
(Ilustrasi) Kedok Angkatan Laut rahasia China di Laut China Selatan terbongkar
Tasnim News Agency

(Ilustrasi) Kedok Angkatan Laut rahasia China di Laut China Selatan terbongkar

Sosok.ID - Belakangan, konflik sengit yang terjadi di Laut China Selatan memang tengah menjadi perhatian publik.

Pasalnya, Tiongkok nekat memasuki kedaulatan negara-negara yang berada di sekitar Laut China Selatan, termasuk Indonesia.

Kendati demikian, Tiongkok selalu berdalih bahwa mereka berada di wilayahnya.

Sebab, Tiongkok memiliki klaim sepihak atas Laut China Selatan yang dibuat tanpa melalui konvensi hukum laut di bawah PBB atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

Baca Juga: Muak dengan Ulah China yang Makin Kurang Ajar, Menlu Filipina Kirim Sumpah Serapah untuk Usir Tiongkok di Kawasan Sengketa Laut China Selatan

Klaim nine dash line atau sembilan garis putus-putus yang diyakini China sendiri berasal dari zaman Dinasti Ming yang mana seharusnya sudah tidak relevan digunakan saat ini.

Bila menganut klaim tersebut, negara-negara di sekitar Laut China Selatan bisa kehilangan sebagian perairannya.

Karena itu, dunia terus-menerus menentang Tiongkok terkait klaimnya atas Laut China Selatan tersebut.

Kedati demikian, Tiongkok tak lantas ciut.

Baca Juga: Media Asing Soroti Indonesia Layak Pimpin ASEAN Menangi Laut China Selatan dari Klaim Abal-abal China, Sikap Tegas Kabinet Jokowi Jadi Alasannya!

Lantas apa yang membuat Negeri Tirai Bambu begitu percaya diri bisa menguasai Laut China Selatan?

Usut punya usut, Tiongkok memiliki ribuan pasukan rahasia yang berkeliaran di Laut China Selatan.

Menurut penuturan para ahli politik Barat, China memiliki milisi maritim yang terdiri dari ribuan pasukan rahasia yang digunakan untuk mengendalikan Laut China Selatan.

Pasukan itu dinamakan Little Blue Man atau Pria Biru Kecil. Namun Beijing menyangkal keberadaannya.

Menurut laporan yang didapat Express.co.uk, milisi maritim yang dikendalikan Beijing terdiri dari ratusan kapal dan ribuan anggota awak yang diatur dalam armada di Laut China Selatan yang disengketakan.

Beijing menyangkal keberadaan kapal-kapal itu.

Armada tersebut dijuluki 'Little Blue Men' China, karena warna lambung dan mengacu pada Little Green Men Rusia.

Pakar Barat mengatakan, milisi merupakan bagian dari upaya Beijing untuk menggunakan klaim teritorial di laut China Selatan.

Para ahli mengklaim, armada itu dapat membawa kehadiran militer China di sekitar terumbu karang dan laut yang disengketakan dalam sekejap, yang tidak mungkin ditantang tanpa memicu konfrontasi besar.

Baca Juga: Imbas Ratusan Kapal China Masuki ZEE Filipina, Duterte Perintahkan Tetap Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan Meski Diancam

Armada tersebut diduga dikendalikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), tetapi lagi-lagi Beijing menyangkal keberadaan mereka.

Analis di Institut Internasional untuk Kajian Strategis (IISS) di Singapura mengatakan mereka belum pernah melihat operasi China sebesar ini sebelumnya.

Bulan lalu, lebih dari 200 kapal penangkap ikan China berkerumun di sekitar Whitsun Reef yang dikendalikan Filipina di Laut China Selatan.

"Insiden Whitsun Reef belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam skala maupun durasinya: sejumlah besar kapal penangkap ikan China berkumpul kapan saja di satu terumbu karang Spratly, dan tinggal di sana selama beberapa minggu," jelas IISS.

Filipina menyebut kehadiran kapal-kapal itu sebagai sesuatu yang berkerumun dan mengancam.

Manila menuntut kapal-kapal China meninggalkan daerah itu, yang menurutnya berada di zona ekonomi eksklusif mereka.

Sebagai tanggapan, Beijing mengatakan kapal-kapal itu tengah berlindung dari laut yang ganas.

"Karena situasi maritim, beberapa kapal penangkap ikan berlindung dari angin dekat Niu'e Jiao, yang cukup normal. Kami berharap pihak terkait dapat melihat ini secara rasional," jelas Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying seperti yang dilansir Express.co.uk.

Baca Juga: Setelah KRI Nanggala-402 Tenggelam, Tiongkok Gencar Serbu Laut China Selatan, TNI AL Dapat Donasi Rp 1,2 Miliar Untuk Beli Kapal Selam Baru dari Masyarakat Tapi Ditolak, Ada Apa?

Kedutaan Besar China di Manila hanya mengatakan tidak ada Milisi Maritim China seperti yang dituduhkan.

Terlepas dari penolakan ini, ada sedikit keraguan di pemerintah Barat bahwa milisi memang ada.

Pentagon menyebutnya sebagai Milisi Maritim Angkatan Bersenjata Rakyat (PAFMM).

Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, mengatakan kepada CNN mengatakan bahwa Milisi Maritim Angkatan Bersenjata Rakyat tidak menangkap ikan.

"Mereka memiliki senjata otomatis di atas kapal dan lambung yang diperkuat, membuat mereka sangat berbahaya dalam jarak dekat.

"Juga, mereka memiliki kecepatan tertinggi sekitar 18-22 knot, membuatnya lebih cepat dari 90% kapal penangkap ikan dunia," papar Schuster.

Sebuah laporan dari kepala Angkatan Laut AS, Marinir dan Penjaga Pantai mengatakan Milisi Maritim digunakan oleh Beijing untuk menumbangkan kedaulatan negara lain dan menegakkan klaim yang melanggar hukum.

Pakar Barat mengatakan tujuan armada adalah untuk memungkinkan China membuat klaim teritorial dalam jumlah besar tanpa pernah melibatkan Tentara Pembebasan Rakyat sendiri.

Jay Batongbacal, direktur Institut Urusan Maritim di Universitas Filipina, mengomentari insiden terumbu karang Whitsun.

Baca Juga: Buat Laut China Selatan Memanas, AS dan Tiongkok Tercatat Jadi Negara Paling Jor-joran Belanja Kebutuhan Militer Selama Pandemi Covid-19

"Mereka sekarang pada dasarnya menduduki Whitsun Reef hanya dengan kehadiran kapal mereka.

"Itu sebenarnya tujuan dari strategi China, untuk menetapkan kontrol dan dominasi de facto atas seluruh Laut China Selatan melalui langkah bertahap ini," jelas Batongbacal.

(*)

Source : Kontan.co.id

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest