"Insiden Whitsun Reef belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam skala maupun durasinya: sejumlah besar kapal penangkap ikan China berkumpul kapan saja di satu terumbu karang Spratly, dan tinggal di sana selama beberapa minggu," jelas IISS.
Filipina menyebut kehadiran kapal-kapal itu sebagai sesuatu yang berkerumun dan mengancam.
Manila menuntut kapal-kapal China meninggalkan daerah itu, yang menurutnya berada di zona ekonomi eksklusif mereka.
Sebagai tanggapan, Beijing mengatakan kapal-kapal itu tengah berlindung dari laut yang ganas.
"Karena situasi maritim, beberapa kapal penangkap ikan berlindung dari angin dekat Niu'e Jiao, yang cukup normal. Kami berharap pihak terkait dapat melihat ini secara rasional," jelas Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying seperti yang dilansir Express.co.uk.
Kedutaan Besar China di Manila hanya mengatakan tidak ada Milisi Maritim China seperti yang dituduhkan.
Terlepas dari penolakan ini, ada sedikit keraguan di pemerintah Barat bahwa milisi memang ada.
Pentagon menyebutnya sebagai Milisi Maritim Angkatan Bersenjata Rakyat (PAFMM).
Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, mengatakan kepada CNN mengatakan bahwa Milisi Maritim Angkatan Bersenjata Rakyat tidak menangkap ikan.
"Mereka memiliki senjata otomatis di atas kapal dan lambung yang diperkuat, membuat mereka sangat berbahaya dalam jarak dekat.
"Juga, mereka memiliki kecepatan tertinggi sekitar 18-22 knot, membuatnya lebih cepat dari 90% kapal penangkap ikan dunia," papar Schuster.